Setelah Ramadhan, Apa yang Berubah?
Pembuka
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, di mana kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Ibadah terasa lebih ringan, hati lebih tenang, dan semangat beramal meningkat. Namun, ketika bulan ini berlalu, muncul pertanyaan penting: Apakah perubahan yang kita alami selama Ramadhan tetap bertahan? Atau, apakah kita hanya ‘musiman’ dalam beribadah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, setelah Ramadhan pergi, penting bagi kita untuk mempertahankan kebiasaan baik yang telah kita bangun.
1. Pola Makan: Dari Berbuka Berjamaah ke Makan Sendiri-sendiri
Selama Ramadhan, semua orang berusaha hadir untuk berbuka bersama keluarga atau teman. Ada ketegangan saat menunggu adzan, ada drama kecil saat rebutan kurma terakhir, dan ada juga momen sakral saat teh manis pertama kali menyentuh lidah. Tapi setelah Ramadhan? Kembali ke realitas: makan seadanya, sambil scroll HP, dan tak ada lagi rebutan kurma—karena stok masih banyak dan ternyata kurma tidak terlalu disukai.
2. Salat Berjamaah vs. Salat Kilat
Saat Ramadhan, masjid penuh sesak. Tarawih bahkan bisa bikin kita susah dapat saf depan kalau telat lima menit. Tapi setelah Ramadhan? Masjid kembali ke 'penghuni tetap'-nya, yaitu bapak-bapak dan beberapa jamaah setia. Yang tadinya rajin tarawih 20 rakaat, kini salat Isya kembali seperti fast food—cepat saji, cepat selesai.
3. Sedekah: Dari Super Dermawan ke Kembali Menghitung Receh
Di bulan Ramadhan, kita semua mendadak jadi filantropis. Ada kotak amal, langsung isi. Ada penggalangan dana online, langsung transfer. Tapi setelah Ramadhan? Mikir dua kali buat sedekah, bahkan kotak amal masjid bisa jadi lebih sepi daripada angkringan di siang bolong.
4. Kesabaran: Dari Malaikat ke Mortal Kombat
Saat Ramadhan, kita lebih sabar. Dipotong antrean? Senyum. Dihujat teman karena lupa balas chat? Ikhlas. Tapi setelah Ramadhan? Belum seminggu berlalu, kena macet sedikit sudah merapal mantra 'Astagfirullah' dengan nada tinggi, mendadak jadi komentator jalanan.
5. Kebiasaan Baik: Lanjut atau Tamat?
Ramadhan membuat kita lebih rajin membaca Al-Qur'an, lebih banyak berzikir, dan lebih berusaha menahan diri. Tapi apakah setelah Ramadhan kita tetap meneruskan kebiasaan itu, atau cukup puas dengan 'limited edition'-nya saja?
6. Lingkar Pinggang: Balas Dendam Lebaran
Saat Ramadhan, berat badan mungkin turun. Tapi setelah Lebaran? Sambutlah makanan-makanan penuh nostalgia: opor ayam, rendang, ketupat, dan kue-kue kering yang entah bagaimana selalu menggoda. Berat badan yang sempat turun kembali naik dengan kecepatan roket.
Penutup
Setelah Ramadhan, yang seharusnya berubah bukan hanya pola makan atau jadwal tidur kita, tetapi juga hati dan kebiasaan baik yang telah kita tanam. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11)
Jika kita ingin perubahan yang kita lakukan selama Ramadhan bertahan, maka kuncinya adalah menjaga konsistensi. Jangan sampai ibadah kita hanya menjadi musiman. Semoga setelah Ramadhan, kita tetap menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah. Aamiin!
No comments:
Post a Comment