Menentukan Pasangan: Bukan Hanya Tentang Rasa, Tapi Tentang Arah
Menentukan pasangan hidup adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup.
Bukan sekadar memilih teman berbagi cerita, tapi juga memilih teman seumur hidup dalam suka dan duka.
Karena itu, hati-hati saja tak cukup—perlu juga kebijaksanaan, doa, dan panduan nilai.
Dalam Islam, pernikahan bukan hanya penyatuan dua insan, tapi juga dua jalan hidup yang akan bertemu di satu titik, lalu melangkah bersama menuju ridha-Nya. Maka menentukan pasangan bukan hanya tentang siapa yang membuatmu tersenyum, tapi juga siapa yang akan membimbingmu saat dunia membuatmu lelah.
1. Cinta Bisa Tumbuh, Tapi Arah Harus Sejalan
Seringkali kita terjebak pada rasa: "Aku suka dia", "Aku nyaman bersamanya". Tapi kenyamanan belum tentu arah.
Jika kamu ingin berjalan jauh, maka pastikan arah hidupmu dan arah hidupnya menuju satu tujuan.
Bukan hanya saling menyukai, tapi saling menguatkan iman.
Bukan hanya menyenangkan hati, tapi juga menenangkan jiwa.
Pilihlah yang tidak hanya mencintaimu di dunia, tapi juga ingin bersamamu di surga.
2. Lihat Lebih Dalam dari Sekadar Fisik dan Harta
Rasulullah ﷺ telah mengingatkan:
"Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang beragama, niscaya kamu beruntung." (HR. Bukhari dan Muslim)
Bukan berarti fisik dan harta tak penting, tapi itu bukan fondasi.
Cantik bisa pudar, harta bisa hilang, keturunan bisa tertutup,
tapi akhlak dan iman—itulah yang akan tetap bersama di ujung usia.
3. Kenali Dirimu Sebelum Mengenali Orang Lain
Bagaimana bisa menentukan pasangan yang tepat jika belum tahu siapa dirimu, apa yang kamu butuhkan, dan ke mana tujuan hidupmu?
Sebelum kamu mencari seseorang untuk melengkapi, pastikan kamu sedang tidak kosong.
Penuhkan dulu hatimu dengan cinta pada Allah, karena dari situlah kamu akan tahu cinta manusia mana yang sehat, dan mana yang hanya singgah sebentar.
4. Jangan Buta oleh Cinta, Jangan Mati oleh Logika
Menentukan pasangan adalah keseimbangan antara rasa dan rasional.
Jangan terlalu cinta hingga buta pada red flag yang jelas terlihat. Tapi jangan juga terlalu logis sampai hati tak diberi ruang berbicara.
Bicaralah dengan orang yang kamu percaya. Mintalah saran dari yang sudah berpengalaman.
Dan yang paling penting: libatkan Allah dalam setiap langkahnya.
Shalat istikharah bukan hanya untuk tahu siapa yang terbaik, tapi agar hati dikuatkan dalam mengambil keputusan.
5. Bersiaplah Bukan Hanya Untuk Menikah, Tapi Untuk Menjadi Teman Perjalanan
Pernikahan bukan tujuan akhir, tapi awal dari sebuah perjalanan.
Maka carilah pasangan bukan hanya yang baik untuk hari ini, tapi juga yang siap bersama berjuang esok hari.
Pasangan terbaik bukan yang membuat hidupmu selalu mudah,
tapi yang tetap bersamamu ketika hidup menjadi sulit.
Yang saling mengingatkan dalam sabar, dalam syukur, dan dalam ketaatan.
Penutup: Pasangan Bukan Dicari Sempurnanya, Tapi Diterima Kekurangannya
Tak ada manusia sempurna, begitu pula pasangan hidup.
Tugas kita bukan mencari tanpa cela, tapi memilih yang mampu bertumbuh bersama.
Cinta yang dewasa bukan yang membuatmu melayang tinggi, tapi yang membuatmu semakin dekat pada Allah.
Karena jika cinta itu mendekatkanmu kepada-Nya, maka yakinlah, itu bukan hanya cinta—itu adalah berkah.
Terima kasih telah membaca artikel ini & dipublikasikan oleh JENDELA PENDIDIKAN
0 comments:
Post a Comment