Home » » TANDA KITA SEMAKIN JAUH DENGAN ALLAH

TANDA KITA SEMAKIN JAUH DENGAN ALLAH

Posted by JENDELA PENDIDIKAN on Monday, 16 June 2025

Semakin Jauh dengan Allah — Saatnya Kembali Mendekat

Setiap manusia pasti pernah berada dalam fase hidup yang terasa kosong. Kita bisa memiliki semuanya—pekerjaan yang baik, teman-teman yang peduli, bahkan keluarga yang mendukung—tapi tetap merasa ada sesuatu yang hilang. Perasaan itu sering kali adalah tanda bahwa jiwa kita merindukan kedekatan dengan Allah.

Sayangnya, kita sering tidak menyadari bahwa kita perlahan-lahan sedang menjauh dari-Nya. Bukan karena membenci, tapi karena lalai. Dan kelalaian itu, bila terus dibiarkan, bisa menumpuk menjadi jarak yang kian lebar.

Berikut beberapa hal yang perlu kita renungkan:

1. Jauh dari Allah Tak Selalu Terlihat Jelas

Jauh dari Allah bukan berarti kita langsung menjadi orang yang buruk atau penuh maksiat. Kadang, justru yang paling berbahaya adalah ketika semua terlihat baik dari luar, tapi hati kita kosong dari rasa butuh kepada-Nya.

Shalat masih dikerjakan, tapi tanpa rasa khusyuk.

Mulut masih mengucap dzikir, tapi hati tidak ikut hadir.

Masih membaca Al-Qur'an, tapi tanpa makna dan penghayatan.

Ini bukan tentang seberapa sibuk kita dalam ibadah, tapi seberapa hadir hati kita saat beribadah.

2. Dunia Sering Membuat Kita Lupa Akhirat

Kesibukan dunia sering membuat kita menomorduakan Allah:

Mengejar rezeki, tapi lupa kepada Pemberi Rezeki.

Mengejar pujian manusia, tapi melupakan pandangan Allah.

Terlalu fokus pada pencapaian duniawi, hingga lalai dari akhirat yang abadi.

Padahal, dunia hanya tempat singgah—sebuah perjalanan singkat menuju kampung akhirat.

3. Allah Tak Pernah Menjauh, Kitalah yang Menjauh

Satu hal yang harus kita ingat: Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya. Justru, saat kita merasa jauh, itu tandanya Allah sedang mengetuk hati kita untuk kembali.

> "Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat."

(QS. Al-Baqarah: 186)

Dia selalu ada, menunggu kita mengangkat tangan dalam doa, menunggu kita mengetuk pintu-Nya dengan taubat.

4. Kembali Tidak Harus Sempurna, Tapi Harus Dimulai

Kita sering merasa tidak pantas untuk kembali. Merasa terlalu kotor, terlalu berdosa, atau sudah terlalu jauh. Tapi itu hanyalah bisikan yang menunda hidayah.

Ingatlah:

Allah tidak menilai seberapa jauh kita tersesat, tapi seberapa tulus kita ingin kembali.

Setiap langkah kecil kita—mengingat-Nya, membaca satu ayat, menangis di malam hari—adalah langkah menuju cinta-Nya.

Mulailah dari hal yang sederhana:

Perbaiki shalat.

Luangkan waktu untuk membaca Al-Qur'an, meski hanya satu ayat sehari.

Berdoalah, sesederhana apapun kata-katamu.

5. Rasa Hampa Itu Adalah Undangan dari Allah

Saat kita merasa gelisah tanpa sebab, merasa sendiri di tengah keramaian, merasa letih secara batin—mungkin itu bukan pertanda kita sedang gagal dalam hidup, tapi sedang jauh dari Allah. Dan itu adalah undangan dari-Nya.

Allah sedang mengetuk pintu hati kita, mengingatkan bahwa hanya dengan mengingat-Nya hati akan tenang.

> "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

(QS. Ar-Ra’d: 28)


Penutup: Allah Tidak Pernah Menolak yang Ingin Kembali

Jika saat ini kamu merasa jauh, maka kamu masih lebih beruntung dari mereka yang tidak sadar bahwa mereka sedang jauh. Perasaan itu adalah bentuk kasih sayang Allah yang sedang mengingatkanmu.

Jangan tunggu sempurna untuk kembali. Kembalilah perlahan, tapi istiqamah. Karena tidak ada yang lebih indah daripada saat Allah kembali hadir di dalam hati yang dulu kosong.

Semakin jauh kamu melangkah, semakin besar pula kerinduan hatimu pada-Nya. Maka jangan tunda lagi. Kembalilah hari ini.

Terima kasih telah membaca artikel ini & dipublikasikan oleh JENDELA PENDIDIKAN

0 comments:

Post a Comment