BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia merupakan
sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah
warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan
tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang
bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu
menghalau ketentuan tersebut.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran
yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang
menerpa. Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT
terhadap segala Ketentuan-Nya.
Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita
sebagai hamba yang beriman kepada Allah SWT harus senantiasa berbaik sangka
kepada Allah. Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai
musibah melainkan sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki. Allah
sebagaimana tertulisa dalam firman-Nya : “Apakah kalian mengira
bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya
pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang di atas, masalah yang akan dibahas adalah kesabaran dalam menghadapi
ujian dan cobaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KESABARAN
Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai
oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian atau
cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya : “…Allah
mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran : 146)
B.
MACAM-MACAM KESABARAN
Ibnul Qoyyim mengatakan dalam Madarijus Salikin
: “Sabar adalah menahan jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari
mengeluh serta menahan anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar
ada tiga macam, yaitu sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari
maksiat, dan sabar dari cobaan Allah.”
Tingkatan sabar :
1.
Sabar dari
meninggalkan kemaksiatan karena takut ancaman Allah, Kita harus selalu berada
dalam keimanan dan meninggalkan perkara yang diharamkan. Yang lebih baik lagi
adalah, sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada Allah.
Apabila kita mampu muraqabah (meyakini dan merasakan Allah sedang melihat dan
mengawasi kita) maka sudah seharusnya kita malu melakukan maksiat, karena
kita menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang kita kerjakan.
Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya, di surah Al Hadid ayat 4 ” …….. Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan”
2.
Tingkatan
sabar yang kedua adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah,
dengan terus-menerus melaksanakannya, memelihara keikhlasan dalam
mengerjakannya dan memperbaikinya. Dalam menjalankan ketaatan, tujuannya hanya
agar amal ibadah yang dilakukan diterima Allah, tujuannya semata-mata
ikhlas karena Allah SWT.
C.
ADA
BEBERAPA HAL YANG AKAN MENUNTUN SEORANG HAMBA UNTUK BISA SABAR DALAM MENGHADAPI
UJIAN DAN COBAAN, SEBAGAI BERIKUT :
1.
Sebaiknya
kita merenungkan dosa-dosa yang telah kita lakukan. Dan Allah menimpakan ujian
atau musibah-musibah tersebut mungkin disebabkan dosa-dosa kita .
Sebagaimana firman Allah SWT : “Dan apa saja musibah
yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy Syuro : 30).
Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah yang
menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan
meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukannya
Dan Nabi Muhammad saw bersabda: “Tak seorang muslim pun yang
ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya,
melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta
menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan
daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai
penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan
yang lebih tinggi.
2.
Kita harus
menyakini dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dan
Allah telah memberikan jaminan untuk kita dalam surah Al Baqarah ayat 286,
bahwa ” Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai
kesanggupannya. Dan Allah cinta dan ridha kepada orang
yang sabar. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya sbb:
dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar. (QS Al Anfal : 46) Dan Firman-Nya :
“…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Al Imran : 146)
Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam hidupnya. Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah dalam Al Quran, surah At Thur ayat 48 : Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri” Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka Allah akan ada dimana dia mengharap.
Barangsiapa yang muraqabah (merasa diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam hidupnya. Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah dalam Al Quran, surah At Thur ayat 48 : Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri” Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka Allah akan ada dimana dia mengharap.
3.
Kita harus
mengetahui bahwa jika kita bersabar, maka akan mendatangkan ridha Allah, karena
ridha Allah SWT, terdapat dalam kesabaran kita, terhadap segala ujian dan
ketentuan takdir-Nya, yang kurang kita sukai.
D.
KEUTAMAAN
SABAR
Sabar memiliki kedudukan tinggi
yang mulia dalam agama Islam. Oleh karena itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan
bahwa sabar setengah dari keimanan dan setengahnya lagi adalah syukur. Lebih
jelasnya, akan diuraikan beberapa penyebutan ash-shabr dalam Al Qur’an dengan
uraian yang ringkas sebagai berikut:
1.
Sabar
Merupakan Perintah Mulia Dari Rabb Yang Maha Mulia
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar,..” (QS. Al-Baqarah: 153)
Dalam ayat yang lain Allah
SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah
kesabaranmu,..…” (QS.Ali Imran: 200)
Konteks (kandungan) dari kedua ayat diatas menerangkan bahwa sabar
merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah
yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan perintah
sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi kewajiban itu,
berarti ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT
2.
Pujian Allah
SWT Terhadap Orang-Orang Yang sabar
Allah SWT memuji mereka sebagai orang-orang yang benar dalam
keimanannya. Sebagaimana firman-Nya: “….. dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar
(imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)
Dalam kitab Madarijus Salikin 2/152 Al Imam Ibnul Qayyim, mengutarakan
bahwa ayat yang seperti ini banyak terdapat dalam Al Qur’an. Sehingga
keberadaan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah adalah
benar-benar menjadi barometer keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
3.
Mendapat
Kecintaan Dari Allah SWT
Semua orang yang beriman berharap menjadi
golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT. Dan Allah mengabarkan
kepada hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah
orang-orang yang sabar terhadap ujian dan cobaan dari-Nya. Sebagaimana
ditegaskan dalam firman-Nya: “…….., dan Allah itu menyukai/mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.
Ali Imran: 146)
Dan Allah selalu bersama orang-orang yang sabar,
seperti tertulis dalam firman-Nya: “…dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama
dengan orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
Yang dimaksud dengan Allah bersama orang-orang
yang sabar adalah penjagaan dan pertolongan Allah SWT selalu menyertai
orang-orang yang sabar. Sebagaimana pula diterangkan dalam hadits berikut
ini: “Ketahuilah olehmu! Bahwasannya datangnya pertolongan itu bersama
dengan kesabaran.” (HR. At Tirmidzi, dari shahabat Ibnu ‘Abbas ra)
4.
Shalawat,
Rahmat dan Hidayah Bersama Orang Yang Sabar
Allah SWT senantiasa mencurahkan shalawat, rahmat dan hidayah-Nya kepada orang-orang yang sabar. Karena jika mereka ditimpa ujian dan cobaan dari Allah mereka kembalikan urusannya kepada Sang Pencipta, yang memilikinya.
Allah SWT senantiasa mencurahkan shalawat, rahmat dan hidayah-Nya kepada orang-orang yang sabar. Karena jika mereka ditimpa ujian dan cobaan dari Allah mereka kembalikan urusannya kepada Sang Pencipta, yang memilikinya.
Sifat mulia yang dimiliki orang yang sabar ini dikisahkan oleh
Allah dalam firman-Nya disurah Al Baqarah, ayat 156-157 : “orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa
ilaihi raaji’uun (esungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah
kami kembal). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Atas dasar ini, bila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil,
dianjurkan mengucapkan kalimat ini, dan ini yang dinamakan dengan kalimat
istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih
sempurna lagi jika ditambah setelahnya dengan do’a yang diajarkan oleh baginda
Nabi Muhammad saw sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas
musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”
Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan do’a di
atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu
yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu
Salamah.)
Suatu ketika Ummu Salamah ditinggal suaminya Abu Salamah yang
mati syahid di medan perang (jihad). Kemudian beliau mengucapkan do’a ini,
sehingga Allah SWT memenuhi janji-Nya dengan memberikan pendamping (jodoh)
baginya dengan sebaik-baik pendamping yaitu Rasulullah saw. Sesungguhnya Allah
SWT tidak akan mengingkari janji-Nya.
5.
Mendapatkan
Ganjaran Yang Lebih Baik Dari Amalannya
Allah SWT memberikan ganjaran bagi orang yang sabar melebihi usaha atau amalan yang ia lakukan. Sebagaimana firman-Nya :
Allah SWT memberikan ganjaran bagi orang yang sabar melebihi usaha atau amalan yang ia lakukan. Sebagaimana firman-Nya :
“…Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik
bagi orang-orang yang sabar. “ (An Nahl: 126)
Dalam ayat lainnya, Allah SWT menjanjikan akan memberikan jaminan kepada orang yang sabar dengan ganjaran tanpa hisab (tanpa batas). Sebagaimana firman-Nya : “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az Zumar: 10)
Dalam ayat lainnya, Allah SWT menjanjikan akan memberikan jaminan kepada orang yang sabar dengan ganjaran tanpa hisab (tanpa batas). Sebagaimana firman-Nya : “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az Zumar: 10)
6.
Mendapat
Ampunan Dari Allah SWT
Selain Allah memberikan ganjaran yang lebih baik dari amalannya
kepada orang yang sabar, Allah juga memberikan ampunan kepada mereka.
Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya : ”kecuali orang-orang yang sabar
(terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan
dan pahala yang besar”. (Hud: 11)
Dari ‘Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Tidak
ada suatu musibah pun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah
menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang
menusuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062)
7.
Mendapat
Martabat Tinggi Di Dalam Surga
Anugerah yang lebih besar bagi orang-orang yang sabar adalah berhak
mendapatkan martabat yang tinggi dalam Surga. Allah SWT berfirman : “Mereka
itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena
kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di
dalamnya. (Al Furqaan: 75)
8.
Sabar Adalah Jalan Terbaik
Semua uraian di atas menunjukkan bahwa sabar ialah jalan yang terbaik
bagi siapa saja yang menginginkan kebaikan dunia dan akhiratnya.
Dari shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah saw bersabda :
“Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Dari shahabat Shuhaib bin Sinan, Rasulullah saw bersabda :
“Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusannya baik baginya, yang demikian itu tidaklah dimiliki seorang pun kecuali hanya orang yang beriman. Jika mendapat kebaikan (kemudian) ia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika keburukan menimpanya (kemudian) ia bersabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala
kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa
batas.” (Az Zumar: 10)
Coba kita renungkan, bukankah kita selalu mampu untuk bisa sabar dalam
menerima ujian-Nya yang berupa nikmat hidup? Maka sudah seharusnya kita juga
harus bisa sabar dalam menerima unjian-Nya yang berupa kehilangan nikmat hidup,
istilahnya, jangan mau terima yang enak-enak saja.
DAFTAR PUSTAKA
Google.com
www.scribd.com
Comments
Post a Comment