Skip to main content

METODOLOGI STUDI ISLAM SEJARAH ISLAM

 SEJARAH ISLAM


A.    Islam Pada Masa Rasulullah SAW
1.      Kehidupan Awal Nabi Muhammad SAW
Muhammad lahir tanpa banyak perhatian orang. Dalam masyarakat yang dikuasai cukong dan banker besar, mungkin dengan gema gemuruh tentara gajah yang nyaris melenyapkan mereka, lahirlah bayi dari seorang janda miskin, tentu sangat biasa seperti angin gurun. Memang ada sentuhan kebesaran karena ia anggota bangsawan Quraisy. Ayahnya telah tiada dan kakeknya Abdul Muthalib sangat sudah uzur. Boleh sedikit gembira karena yang lahir itu bayi laki-laki, di negeri di mana pria adalah segalanya, tetapi tidak lebih dari itu. [1]tidak seorang pun berfikir bahwa pada hari itu, Senin 12 Rabiul Awwal 570 M, telah lahir seorang Rasul dalam wilayah Timur Tengah yang kelak mendulang sukses dalam dakwahnya sehingga menggemparkan dunia.
Nabi Muhammad saw. adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. [2]Muhammad lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah ia menikahi Aminah, sesuai dengan adat kebiasaan orang Arab yang menyerahkan pemeliharaan anak kepada orang lain, Muhammad dirawat oleh Halimah Sa’diyah, seorang ibu yang berasal dari bani Sa’id, suatu bani yang terkenal lughat Arab paling murni, indah dan fasih disemenanjung Arabia. [3]Muhammad dibesarkan dalam asuhan Halimah selama 4 tahun. Setelah itu, selama kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibunya. Ketika berusia 6 tahun ibunya meninggal sehingga Muahammad menjadi yatim piatu selanjutnya Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, 2 tahun kemudian sang kakek meninggal dunia. Sang paman sangat sayang kepada keponakannya ini, hingga kemana pun pergi Muhammad selalu diajaknya.
Pada usia 12 tahun, Muhammad ikut berdagang bersama pamannya ke syiria. Dalam perjalanan mereka bertemu pendeta Kristen bernama Buhairah yang melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad. Pada usia 25 tahun, Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya. Khadujah terpesona dengan sifat-sifat Muhammad yang terpuji, kemudian melamarnya dan mereka menikah.
2.      Masa Kerasulan
a.       Periode Mekah
Setelah menikah dengan khadijah, Muhammadsering berkontemplasi kegua Hira’ berhari-hari untuk bertafakur, ketika usianya menjelang 40 tahun. Pada suatu malam, tanggal 17 Ramadhan 611 M, malaikat Jibril muncul dihadapannya mennyampaikan wahyu Allah yang perma (surat Al-Alaq:1-5). Setelah mendapat wahyu Muhammad pulang dengan gemetar meminta isterinya menyelimutinya. Dalam beberapa lama Jibril tidak muncul lagi. Sementara nabi Muhammad selalu datang ke gua Hira’ untuk menantikannya. Dalam keadaan inilah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya (surat Al-Mudatsir:1-7). Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah berda’wah. Mula-mula beliau melakukannya secara diam-diam dilingkungan keluarga sendiri dan rekan-rekannya. Setelah beberapa lama dakwah dilakukan secara individual, turunlah perintah dakwah secara terbuka. Pada mulanya menyeru kerabatnya dari Bani Abdul Muthalib lalu masyarakat Arab umum.
Melihat dakwah nabi yang terang-terangan, pemimpin-pemimpin Quraisy berusaha mengalangi seperti yang dikutip oleh badri yatim, [4] sehingga banyak aksi-aksi kekerasan dari kaum Quraissy terhadap nabi dan pengikutnya. Pada tahun ke-5 kenabiannya, beliau mengajak hijrah keluar mekah, yaitu kota Habsyah (Ethiopia). Di sini mereka diterima dengan baik oleh Negus, sang raja yang adil. Sepulang dari pengungsian selama tiga bulan Rasulullah dan pengikutnya menemui tindakan yang lebih kejam, yaitu pemboikotan kepada Bani Hasyim secara keseluruhan.
Pada tahun ke-10 Kerosulannya, pemboikotan berakhir, tetapi Rosulullah mengalami cobaan ditinggalkan isteri tercinta khdijah, dan sang paman karena ipanggil Allah, melihat kaum kafir Quraisy sangat senang, sebatb 2 orang yang mereka segani telah tiada mereka semena-mena terhadap nabi Muhammad saw. Tahun ini inipula terjadi peridtwa Isra’ dan Mi’raj.
Muh Zuhri [5]mengatakan bahwa dakwah nabi pada periode Mekkah dikenal sebagai periode penanaman aqidah dan akhlak.

b.      Periode madinah
Pada saat Nabi Muhammad saw. Tiba di Madinah masyarakat terbagi menjadi 3 golngan;
1.      Kaum Anshor yang merupakan penduduk asli Madinah/kaum yang membantu kepentingan nabi.
2.      Kaum Muhajirin, yaitu pengikut nabi yang hijrah dari Mekah ke Madinah untuk mencari perlindungan.
3.      Kaum non muslim.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru di Madinah, maka Rasulullah segera meletakan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, pembangunan masjid, ukhuwah islamiyah, dan persahabatan dengan non muslim. Umat Islam di Madinah mengalami kemajuan yang sangat pesat sehinggga orang-orang mekah dan musuh lainnya menjadi cemas, dan mendorong untuk menyerang kaum muslimin di Madinah.
Pertama, perang Badar, perang antara kaum muslimin dengan musryik Quraisy pada tanggal 8 Ramadhan ke-2 Hijriah. [6] yang dimenangkan oleh pasukan islam, dendam semakin membara didada kaum afir Quraisy, sehinga memicu peperangan selanjutnya.
Kedua perang Uhud, perang ini terjadi pada tahun ke Hijriah. Kafir Quraisy membawa pasukan sekitar 3000 orang dan nabi menghadipanya dengan 1000 tentara. Pada awalnya peperangan dimenangkan oleh tentara muslim. Akan tetapi menjelang berakhir, barisan pemanah pasukan muslim meninggalkan pos penjagaanynya karena tergiur harta rampasan perang.
Ketiga, perang Khandag (parit), perang ini terjadi pada tahun ke-5 H. Dinamakan demikian karena dalam peperangan Rasulullah membuat parit sebagai salah satu strategi perang yang diusulkan Salman Al-Farisi. Peperangan ini dimenangkan oleh umat Islam.
Pada tahun ke-6 H, ketika ibadah haji sudah disyariatkan, nabi memimpin sekitar seribu kaum muslim berangkat ke Mekkah, bukan untuk berperang tetapi untuk beribadah. Namun pemuka Quraisy tidak menghendaki kedatangan umjat Islam sekalipun untuk menunaikan ibadah haji. Akhirnya diadakan perjanjian Hudaibiyah.
Selama 2 tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, Dakwahislam sudah menjangkau jazirah Arab. Menyaksikan umat Islam semakin kuat pasca perjanjian Hubaidah, kaum kafir Quraisy memutuskan perjanjiansecara sepihak. Akibatnya Rasulullah dan 10.000 tentaranya berangkat ke Mekkah untuk menaklukan mereka. Tanpa perlawanan dari kaum Quraisy Mekkah dalam kekuasaan nabi.
Pada tahun ke-10 H Nabi Muhammad saw menunaikan ibadah haji ke Mekkah, rupanya ini merupakan haji wada’, sebab kurang lebih 3 bulan setelah menunaikan ibadah haji Rasulullah berpulang kerahmatullah. Pada kesempatan haji wada’, Nabi Muhammad saw menyamapaikan khotbah yang sangat bersejarah.
Muh Zuhri[7] mengatakan bahwa dakwah nabi pada periode  Madinah dikenal sebagai periode penatan dan pemapanan masayarakat.
B.     Islam pada Masa Khulafa’ Al- Rasyidin
Sampai menutup amata, Rasulullah saw tidak pernah menunjuk seorang yang akan menggantikannya sebagai pemimpin. Golongan Muhajirin dan Ansor hampir clash. Pada saat itu, kaum Anshor menyelenggarakan musyawarah disebut saqifah[8]. Dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi, Abu Bakar terpilihnsebagai pemimpin pengganti Rasululah (Khalifah Rasulullah) yang pertama.
Abu Bakar menjadi khalifah di tahun 632 M, tetapi 2 tahun kemudian meninggal dunia. Masa pemerintahannya disibukkan dengan usaha-usaha menylesaikan perang Riddah. Setelah meyelesaikan urusan perang dalam negeri Islam. Ketika abu bakar mengirim keluar Arabia dalam rangka memperluas wilayah Islam. Ketika abu bakar sakit dan masa ajalnya sudah dekat. Ia menunjuk Umar sebagai penggantinya dengan maksud mencegah terjadinya perselisihjan yang mungkin timbul dan memecaah belah umat Islam[9] walaupun singkat. Abu Bakar banyak berjasa dalam memantapkan kembali aqidah umat yang mulai goyah sepeninggal rasul.
Di zaman Umar gelombang ekspansi pertama terjadi, seluruh daerah Syiria, Jazirah Arab, Palestina dan sebagian besar wilayah Persia dan Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Khalifah Umar bin Khattab tidak hanya berhasil memperluas wilayah islam, tetapi berhasil dalam wilayah yang luas dengan system administrasi kepemerintahan[10]. Umar menjabat sebagai khalifah selama 10 tahun. Beliau pemimpin yang tegas, kuat, inovatif dan kreatif. Dalam mengelola pemerintahan. Adanya sistem-sistem baru seperti dewan, lembaga yudikatif, tunjangan orang cacat, dan lain-lain.
Akhir hidup Umar sangat tragis, ia dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah. [11]Untuk mengangkat penggantinya Umar menunjuk dewan mudyawarah dan akhirnya menyetujui Usman bin Affan sebagai khalifah ke-3 pengganti Umar.
Dimasa pemerintahan Usman agakberbeda dengan kepemimpinan Umar, Usman cenderung lebih lunak dalam kebijakan-kebijakan politiknya. Mungkin hal ini dipengaruhi  oleh usia yang sudah tidaj fresh lagi untuk menjalankan tugas-tugas berat sebagai pemimpin karena Umar diangkat menjadi khlaifah usia 70 tahun atau memang karena wataknya. Pemerintahan Umar berlangsung 12 tahun, ahli sejarah membagi menjadi 2 bagian yaitu 6 tahu pertama konflik tidak terlalu mengganggu san 6 tahun ke-2 muncul perasaan nepotisme.
Kendati masa pemerintahan Usman diwarnai dengan tuduhan-tuduhan yang cukup memanaskan telinga, bukan berarti tidak ada kegitan penting. Seperti mmperluas wilayah Islam, membangun bndungan, jalan-jalan, dan lain-lain.
Suatu klaya Usman yang terpenting ialah menyusun kembali kitab suci Al-Qur’an. Akhir kehidupan Usman sama tragisnya dengan Uar, ia tewas dibnuh gerombolan pemberontak yang tiba-tiba mengepung rumahnya.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya 6 tahunm. Selama pemerintahannya ia menghadapi berbagai pergolakan dari pihak-pihak Thalhah, Zubai, dan lain-lain. Ali bahkan terlibat perang jama’ adengan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Puncak semua itu adalah perang Saffin, yaitu perang melawan pasukan Mu’awiyah. Dan perang diakhiri dengan tahkim. Tetapi tahkim tidak menyelesaikan maslah malah menambah masalah baru. Muncul golongan khawarij yang keluar dari barisan Ali dan golongan yang masih setia kepada Ali. Posisi Ali makin terjepit, akhirnya iapun tewas dibunnuh salah saru anggota Khawarij.
Posisi ali sempat digantikan oleh putranya, Hasan, selama beberpa bulan. Namun karena Mu’awiyah lebih kuat Hasan pun kalah secara pilitis. Kekuasaan selanjutnya berpindah tangan kepada mu’awiyah dan berakhirnya masa khulafa’ al-rasyidin.
C.    Masa Kemajuan Umat Islam
1.      Zaman Bani Umayyah
Perpindahan kekuasaan kepada mu’awiyah mengakhiri bentuk pemerintahan demokratis kekhalifahan menjadi monarchi beredities (kerajaanturun temurun). Dinastibani uayyah yang didirikan olehmu’awiyah berumur kurang lebih90 tahun dari di zaman ini, ekspansi yang sempat terhentidizaman kedua khaaalifah terakhir dilanjutkan. [12]khalifah-khalifah besar dinasti bani umayyah adalah mu’awiyah ibn abi sufyan, al walid ibn al malik, umar ibn aziz, dan hisyam ibn abd al-malik.
Disebelah timur Mu’awyah dapat menguasai daerah khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Ekspansi kebarat terjadi di zaman Al-Walid menundukkan Aljazair dan Maroko pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah di spanyol karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang menderita akibat kekejaman penguasa. Setelah dikuasai umat Islam spanyol menjadi satu-satunya negeri di eropa yang mengalami masa pencerahan karaena kemajuan dibidang pendidikan, perdagangan, dan peranian.
Selain memperluas wilayah Islam. Bani Umayah juga melakukan pembengunan berbagai bidang. Bidang bahasa dan administrasi diubah dari bahasa Yunani dan Pahlawi kebahasa arab. Puncak kejayaan dinasti umayyah terjadi pada masa pemerintahan al-wahid i
Namun sepeninggalan bani umayyah diperintah oleh khgalifah Yazid ibn abd al-malik, seorang penguasa yang gandrung dewngan kemewahan dan kurang memperhatikan rakyatnya. Akibatnya, kehidupan masyarakat yang sebelumnya damai dan sejahtera menjadi kacau dan sengsara . kerusuhan terus berlanjut sampain masa pemerinyahanhiosyam ibnabd al-malik.
K. Ali[13] mengemukakan beberapa pendapat sebab kehanuran Bani umayyah, yaitu:
a. Ketidakcakapan para penguasa dan buruknya moral.
b. Persaingan antar suku
c. Mekanisme kepemimpinantidak jelas
d. Perlakuan tidak adil kepada mawali
e. Propaganda dan gerakan syiah yang tidak mendukung bani umayyah.

2.      Zaman Bani Abbasiyah
Pemerintahan bani Abbasiyah berlangsuing 524 tahun[14]. Abu Abbas Al-Saffah dinobatkan sebagai khalifah pertama dinasti Abbasiyah. Dasar-dasar pemerintahan bani Abbasiyah diletakkan dan dibangun oleh Abu Al-Abbas dan Abu Ja’far Al-Mansur. Puncak keemasan dari dinasi ini berada pada tujuh khalifah setelahnya, Al-Mahdi, Al-Hadi, Al Rasyid, Al-Ma’mum, Al-Mi’tasim, Al-Wasiq, dan Al-Mutawakil.
Perbedaan yang mentolok antara bani Umayyah dengan bani Abbasiyah adalah perbedaan orientasi. Bani Umayyah lebih berorientasi perluasan wilayah (ekspansi) kekuasaan Islam, sedangkan bani Abbasiyah lebih berorientasi kepada pembinaan kebudayaan dan peradaban Islam. Kemajuan bagnsa mongol secara besar-besaran terjadai pada masa pemerintahan yasugi bahadur khan yang berhasil menyatukan 13 suku. Setelah ia wafat digantikan putranya Timujin (13 tahun) pada tahun 1206 M ia mendapat gelra jangis khan (chingiz khan) raja yang perkasa dan agung.
Jangis khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi 4 bagian kepada 4 putranya: Juchi, Chatagai, Ogotai, dan Tuli Khan. Sementara Tuli Khan menguasai khurasan dengan mudah menguasai Irak, karena kekuatan umat Islam sudah melemah akibat terpecah belah. Ia meninggal dunia dan digantikan putranya Hulagu Khan. Episode baru kejayaan Mongol terhadap umat Islam dimulai.
Pada tahun 1258 M/ 65667 H tentara Mongo, dibawah komando Hulagu tiba disalah satu pintu di Baghdad khalifah Al-Mu’tashim tak kuat menahan serangan pasukan Hulagu, disaat-saat kritis, khalifah dikhianati oleh wazirnya sendiri, sehingga akhrnya khalifah dan keluarga serta para pembesar istana termasuk wazir dibunuh berakhirlah kekuasaan abbasiyah, di Baghdad.
Belum hilang trauma umat islam, datang lagi serangan dari keturunan Mongol, yaitu Timur Lenk, yang berarti Timur Sipancang. Berbeda dengan Hulagu. Penakluk kali ini sudah beragama Islam, tetapi kebiadaban dan kekejaman sebagai bangsa yang nomaden masih melekat kuat. Bahkan di Afganistan ia membangun menara yang terdiri dari susunan 200 mayat manusia yang dibalut dengan batu dan tanah liat. [15] Namun, walaupun terkenal sebagai penguasa yang sadis dalam ekpansinya, Timur Lenk tetap memperhatikan pengembangan islam.
Setelh Timur Lenk wafat, para penguasa penggantinya tidak setangguh dirinya. Perang saudara memperebutkan wilayah kekuasaan. Kehancuran umat  Islam di tangan penakluk dari bangsa mongol hulagu khan dan timur lenk.



DAFTAR PUSTAKA


Ali, K. 1997. Sejarah Islam (Tarikh Pramodern) Terj. Gufron A. Mas’adi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hashem, Faud. 1995. Sir’ah Muhammad Rasulullah: Suatu Penafsiran Baru Cetakan ke-4. Bandung: Mizan.
Hasem, O. 1985. Saqifah: Awal Perselisihan Umat. Lampung: Penerbit Yapi.
Hassan, Hassan Ibrahim. 1993. Sejarah Kebudayaan Islam terj. Adang Affandi cetakan ke-3. bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, Harun. 2001. Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya jilid I. Jakarta: UI Press.
Syalabi, A. 2003. Sejarah dan Kebudayaan Islam jilid 3, alih bahasa Muhammad Labib Ahmad. Jakarta: Pustaka Al-Hasan Baru.
Yatim, Badri. 2004. Peradaban Islam cetakan ke-16. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Zuhri, Muh. 1996. Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.



[1] Faud Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah: Suatu Penafsiran Baru, cetakan ke-4 (Bandung : Mizan 1995), hlm. 78.
[2] K. Ali, sejarah Islam (Tarikh Pramodern): terj. Gufron A. Mas’adi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada), hal. 25.
[3] Lihat, K. Ali. Op. cit. hlm. 28.
[4] Muhammad Husein Kaekal. Dikutif oleh Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, setkan ke-16, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004). hlm. 20-21.
[5] Muh. Zuhri, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996). hlm. 9.
[6] Lihat, Badri Yatim. op. cit. hlm. 27.
[7] Muh. Zuhri, op. cit. hlm. 13.
[8] O. Hashem. Saqifah: Awal Perselisihan Umat. (Lampung: Penerbit Yapi. 1985). hlm.98.
[9] Hassan Ibrahim hassan. Sejarah Kebudayaan Islam. Terj. Djahdan Human, (Yogyakarta: Kota Kembang. 1989). hlm. 38.
[10] K. Ali, op. cit. hlm. 114.
[11] Hassan Ibrahim Hassan, op. cit. hlm. 53.
[12] Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jilid I. (Jakarta: UI Press, 2001). hlm. 55.
[13] K. Ali, op. cit. hlm. 226-229.
[14] A. Syalabi. Sejarah dan kebudayaan islam. Jilid 3, alih bahasa Muhammad labib Ahmad, (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru. 2003). Hlm. 17.
[15] Hamka. Seperti dikutip oleh Badri Yatim. Op. Cit. hlm. 120.

Comments

Popular posts from this blog

STUDI ANALISIS PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL NAHWU SHOROF

  Abstract Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui Kurikulum Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal Nahwu Shorof Kelas VIII Di Mts Mifatahul Huda Raguklampitan Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2018/2019 (2) Mengetahui Metode Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal Nahwu Shorof Kelas VIII Di Mts Mifatahul Huda Raguklampitan Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2018/2019 (3) Mengetahui Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal Nahwu Shorof Kelas VIII Di Mts Mifatahul Huda Raguklampitan Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2018/2019 (4) mengetahui Evaluasi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal Nahwu Shorof Kelas VIII Di Mts Mifatahul Huda Raguklampitan Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2018/2019 Penyusunan skripsi ini merupakan penelitian yang terjun langsung di lapangan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisi data yang dilakukan meng

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

Abstract Metode pembelajaran dalam kaitannya dengan proses pembelajaran harus tepat sasaran mencapai tujuannya. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui metode student student team-achievement divisions (STAD), cooperative script, dan keterampilan psikomotorik peserta didik pada mata pelajaran Al-qur'an hadist di MTs N Jeketro Gubug Grobogan (2) untuk mengetahui pengaruh metode student team-achievement divisions (STAD) terhadap keterampilan psikomotorik peserta didik pada mata pelajaran Al-qur'an hadist di MTs N Jeketro Gubug Grobogan (3) untuk mengetahui pengaruh metode cooperative script terhadap keterampilan psikomotorik peserta didikpada mata pelajaran Al-qur'an hadist di MTs N Jeketro Gubug Grobogan (4) untuk mengetahui pengaruh student team-achievement divisions (STAD) dan cooperative script secara simultan terhadap keterampilan psikomotorik peserta didikpada mata pelajaran Al-qur'an hadist di MTs N Jeketro Gubug Grobogan. Jenis penelitian ini adalah peneliti

Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Abstract Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pendekatan Realistic Mathematics Education dan kemampuan berfikir kritis (2) Untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis (3) Untuk mengetahui pengaruh pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik kelas V. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan sesuai jenis penelitian, maka ini adalah penelitian korelasi. Disini peneliti mengambil lokasi di MI NU Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode angket dan tes. Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis deskriptif dan uji hipotesis asosiatif. Hasil penelitian yang didapatkan di antaranya yaitu (1) Pendekatan Realistic Mathematics Education sangat efektif karena hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi pendekatan Realistic Mathematics Education lebih besar dari nilai taraf signifikansi yang