BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya ada 2 sistem perhitungan harga pokok
produk yaitu metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses. Metode
harga pokok pesanan di gunakan jika perusahaan menproduksi bermacam-maca m
produk yang berbeda-beda atas dasar permintaan atau pesanan dari konsumen
seperti, perusahaan percetakan, mebel atau konveksi. Sedangkan metode harga
pokok proses digunakan jika perusahaan jika memproduksi produk yang serupa dan
berulang terus menerus dalam jumlah besar seperti pabrik semen atau pabrik
pupuk.
Salah satu pertimbangan pertama bagi perusahaan dalam
memilih salah satu metode adalah proses produksi yang akan dijalankan
perusahaan. Metode harga pokok proses akan berjalan baik jika produk yang
relative seragam memelalui serangkaian proses dan menerima jumlah biaya
produksi yang relative seimbang pada tiap proses. Dalam prakteknya, suatu
perusahaan sangat mungkin menggunakan 2 metode secara bersamaan. Misalnya pada
tahap proses produksi awal biaya dikumpulkan atas dasar proses dan kemudian
pada tingkat proses penyelesaian berikutnya, biaya akan dikumpulkan atas dasar
pesanan-pesanan tertentu.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana karekteristik proses manufaktur ?
2. Apa dampak persediaan barang dalam proses
terhadap kalkulasi biaya proses ?
3. Apa saja metode-metode perlakuan persediaan
awal barang dalam proses ?
4. Bagaimana multiinput dan multi departemen
dalam biaya proses ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Proses Manufaktur
1. Pengertian karakteristik proses manufaktur
Kalkulasi biaya proses bekerja dengan baik
pada produk yang relative homogen melalui serangkaian proses dan menerima porsi
biaya produksi yang seimbang. Pabrik manufaktur yang besar, serperti kimia,
makanan dan industry ban, menggunakan kalkulasi biaya proses.
Beberapa pengaturan industri mungkin perlu
menggunakan kombinasi dari kalkulasi biaya pesanan dan kalkulasi biyasa proses.
Penggunaan prosedur berdasarkan pesanan untuk membebankan biaya bahan keproduk
dan pndekatan proses untuk membebankan biaya konversi di kenal sebagai
kalkulasi biaya operasi (operation costing)[1].
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
karekteristik metode harga pokok proses meliputi[2]:
a.
Untuk menghitung harga pokok suatu atau beberapa produk yang sama secara
terus-menerus untuk jangka waktu lama.
b. Biaya dikumpulkan per departemen.
c. Menggunakan laporan biaya departemen
sebagai dasar untuk menghitung harga pokok per unit
2. Jenis proses manufaktur
Pada perusaan pabrikasi, unit-unit biasanya
melewati serangkaian departemen produksi atau manufaktur, setiap departemen ata
proses beroperasi membawa produk pada satu langkah penyelesaian. Pada setiap
departemen, bahan, tenaga kerja, dan operhead akan diperlukan. Setelah
menyelesaikan proses tertentu, barang-barang yang selesai sebagian ditransfer
kedepartemen berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang telah
jadi dan ditransfer kegudang[3].
a.
Pemrosesan berurutan (sequential processing)
Dalam perusahaan yang mengadopsi sistem penentuan
harga pokok proses, barang diproduksi melalui serangkaian tahapan atau proses
manufaktur. Setiap tahap melaksanakan satu atau dua aktivitas pembuatan produk
dengan mengkonsumsi bahan baku, tenagak kerja, dan overhead
dalam dosis yang sama. Setelah selesai satu tahap, maka akan diteruskan ketahap
pemprosesan berikutnya, sampai menghasilkan produk jadi yang akan ditransfer
kegudang produk jadi. Preses ini disebut dengan pemprosesan berurutan
(sequential processing).
sortir
|
Pembungkusan
|
Produk
jadi
|
Pencampuran
|
b.
Pemprosesan paralel (paralel processing)
Proses pembuatan produk dapat pula dilakukan dengan pola yang
disebut pemprosesan paralel (paralel processing). Hal ini terjadi kalau
perusahaan menghasilkan lebih dari dua jenis produk, yang menggunakan beberapa
peralatan produksi yang sama.
Proses 1
|
Proses 4
|
Proses 3
|
Proses 2
|
pemasangan
|
Barang Jadi
|
proses 1 : produksi dan perakitan write head dan diskdrive
proses 2 : pengujian write head dan diskdrive
proses 3 : produksi circuit board
proses 4 : pengujian circuit board
3.
Arus biaya melalui akun dalam kalkulasi biaya proses
Arus biaya manufaktur untuk sistem biaya proses pada umumnya sama
dengan sistem biaya pesanan. Ketika bahan baku dibeli, arus biaya
bahan tersebut dimasukan dalam akun persediaan bahan baku. Demikian juga, bahan
baku, tenaga kerja langsung, dan arus biaya overhead yang di terapkan
dimasukkan pada akun Barang dalam Proses (work-in-process). Apabila barang telah diselesaikan,
maka biaya dari barang itu ditransferdari barang dalam proses ke akun barang
jadi. Akhirnya, seperti harga pokok penjualan, biaya atau harga pokok barang
jadi ditransfer ke akun Harga Pokok Penjualan. Pada umumnya ayat jurnal paralel
tersebut diuraikan dalam sistem kalkulasi biaya pesanan (job-order
costing)[4].
departemen pemilihan barang dalam
proses
|
departemen pembotolan barang
dalam proses
|
departemen pengkapsulan barang
dalam proses
|
contoh: pemilihan
pengkapsulan pembotolan
·
Bahan baku langsung 1700 1000 800
·
Tenaga kerja langsung 50
60 300
·
overhead yang dibebankan 450 500 600
·
Total 2200 1560 1700
Ø Biaya transfer masuk 2200
Ø Biaya pengkapsulan 1560
Total biaya 3760
Ø Biaya pembotolan 1700
Total biaya produksi 5450
Dan perusahaan memproduksi 2000 botol, maka
biaya yang dikeluarkan per botol adalah:
5450 / 2000 = 2,73
4.
Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi
Dalam kalkulasi biaya proses, biaya di akumulasi oleh
depertemen selama periode waktu tertentu. Laporan produksi adalah dokumen
yang mengikhtisarkan kegiatan produksi yang dilakukan dalam depertemen produksi
selama periode waktu ditentukan. Laporan produksi berisi informasi tentang biaya
transfor masuk dari depertemen sebelumnya dan juga biaya yang ditambahkan dalam
depertemen tersebut seperti bahan langsung, tenega kerja langsung dan overhead.
Laporan produksi merupakan buku pembantu dari akun barang dalam proses.
Laporan produksi menelusuri arus unit dari satu
departemen, mengidentifikasikan biaya yang dibebankan kedepartem,
memperlihatkan perhitungan biaya per unit dan mengungkapkan disposisi biaya
departem untuk periode pelaporan.
Laporan produksi menyediakan informasi tenteng unit fisik
yang diproses dalam satu depertemen dan juga tentang biaya produksi atau
manufaktur yang berkaitan dengannya Jadi laporan produksi dibagi menjadi 2
meliputi :
a. Bagian informasi unit memiliki 2 subdivisi
utama:
a). Unit yang dipertanggung jawabkan.
b). Unit yang dihitung.
b. Bagian informasi biaya memiliki 2 subdivisi
utama:
a). Biaya yang dipertanggung jawabkan.
b). Biaya yang diperhitungkan.
B.
Dampak Persediaan Barang dalam Proses terhadap Kalkulasi biaya
Proses
Perhitungan biaya per unit yang dilaksanakan selama suatu periode
adalah bagian terpenting dari laporan produksi. Biaya per unit ini dibutuhkan
baik untuk menghitung harga pokok barang yang ditransfer keluar dari departemen
ataupun untuk menilai persediaan akhir barang dalam proses. Namun, kehadiran
persediaan barang dalam proses menimbulkan masalah diantaranya :
1.
Mendefinisikan unit produksi.
Menentukan
beberapa unit yang diproduksi selama periode berjalan tetapi tidak ada dalam
persediaan akhir adalah suatu masalah. Hal ini ditangani melalui konsep unit
produksi ekuivalen.
unit produksi ekuivalen, menurut
definisinya adalah barang dalam proses akhir belum diselesaikan. Jadi, unit
yang telah diselesaikan dan ditrasfer keluar selama periode tidak identik
(ekuivalen) dengan persediaan akhirbarang dlam proses, dan biaya yang dikenakan
pada kedua unit boleh tidak sama. Dalam menghitung biaya per unit, output atsau
keluaran periode berjalan harus ditentukan. Masalah utama dari kalkulasi biaya
proses adalah membuat penentuan ini.
Penyelesaiannya adalah menghitung
unit output ekuivalen, adalah unit jadi yang telah diproduksi dari sejumlah
total upaya manufaktur yang dilakukan selama periode berjalan menurut
ketentuan. Penetapan unit output ekuivalen
untuk unit yang ditransfer keluar adalah mudah, unit tidak dapat ditransfer
keluar jika belum selesai. Jadi, setiap unit yang ditransfer keluar merupakan
suatu unit ekuivalen. Akan tetapi, unit yang tersisa dalam persediaan akhir
barang dalam proses adalah yang belum selesai. Jadi, seseorang dalam bagian
produksi harus memperhatikan barang dalam proses akhir untuk mengestimasi
tingkat penyelesaiannya.
Contoh:
# Terdapat 600 unit barang dalam proses akhir adalah 25% selesai. maka
unit ekuivalen dari barang tersebut adalah (600 unit x 25%) = 150 unit.
# Terdapat 1000 unit ekuivalen pada bulan oktober. maka unit ekuivalen
dalam proses akhir adalah (1000 unit + 150 unit) = 1150 unit.
# Biaya produksi departemen $11500
/
unit output 1150
Biaya per unit $10
# jika barang yang ditransfer keluar adalah 1000 unit
maka biaya yang dikeluarkan adalah ($10 x 1000 unit) = $10000
#jika barang dalam proses akhir sebanyak 600 unit maka
biaya yang dikeluarkan sebesar ( $10 x
150 unit) = $1500
2.
Bagaimana harga pokok atau biaya persediaan awal barang dalam
proses harus diperlakukan.
Untuk mengatasi masalah ini dengan cara menggunakan 2 metode yaitu
metode rata-rata tertimbang dan metode kalkulasi biaya FIFO[5].
C.
Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses
Dalam menghitung biaya per unit periode berjalan untuk satu
departemen, dua pendekatan yang berkaitan dengan output periode sebelumnya dan
biaya periode sebelumnya akan ditemukan pada barang dalam proses awal:
1.
Metode rata-rata tertimbang
Menggabungkan
biaya persediaan awal dengan biaya periode berjalan untuk menghitung biaya per
unit. Pada dasarnya, biaya dikumpulkan dan hanya satu biaya rata-rata per unit
yang dihitung dan dibebankan baik ke unit yang ditransfer keluar maupun unit
yang tersisa dalam persediaan akhir.
Contoh:
Total unit fisik 60000
unit
# Produksi:
unit dalam proses awal /1
juli (75%selesai) 20000
unit jadi dan ditransfer
keluar 50000
unit dalam proses akhir /31
juli (25%selesai) 10000
# Biaya:
biaya barang dalam proses
awal $3525
biaya yang selama periode berjalan $10125
Total biaya $13650
# Produksi:
output bulan juli 60000
unit
unit barang dalam proses
awal 20000
unit yang dimulai dan
diselesaikan 30000
unit barang dalam proses
akhir (10000 x 25%)2500
Total unit
ekuivalen 52500 unit
#Biaya:
biaya proses awal $3525
biaya periode berjalan $10125
Total biaya $13650
#Pembebanan biaya :
biaya per unit ($13650:52500
unit) = $0,26
ditransfer keluar ($0,26 x
50000 unit) = $13000
biaya proses akhir ($0,26x
2500 unit) = $650
Total biaya
yang dibebankan $13650
a.
Langkah – langkah memfokuskan metode rata-rata tertimbang
a)
Analisis arus fisik Tujuan dari langkah satu adalah untuk menelusuri
unit fisik produksi. Unit fisik bukan merupakan unit ekuivalen, unit-unit ini
berada pada setiap tahap penyelesaian. Dan dalam skedul arus fisik total unit yang
dipertanggung jawabkan harus sama dengan total unit yang diperhitungkan.
Contoh:
# unit yang dipertanggung jawabkan :
unit barang
dalam proses awal(75%selesai) 20000
unit selama periode berjalan 40000
Total
unit yang dipertanggung jawabkan 60000
# unit yang diperhitungkan:
unit selesai dan ditransfer keluar:
unit yang
dimulai dan diselesaikan 30000
unit barang
dalam proses awal 20000
50000
unit barang
dalam proses akhir(25%selesai) 10000
Total
unit yang diperhitungkan 60000
b)
Penghitungan unit ekuivalen.
Setelah mengetahui informasi dalam skedul
arus fisik, maka unit ekuivalen untuk bulan juli dapat dihitung.
Contoh:
unit yang diselesaikan 50000
unit barang dalam proses akhir(10000 x 25%) 2500
unit
output ekuivalen 52500
unit
c)
Penghitungan biaya per unit.
Setelah mengetahui output ekuivalen bulan
juli, biaya produksi bulan juli juga dibutuhkan untuk menghitung biaya per
unit.
Contoh:
Biaya per unit = total biaya : total unit ekuivalen
=$13625 : 52500
=
$0,26 per unit ekuivalen
d)
Penilaian persediaan.
Setelah melalui berbagia langkah dari
mengetahui unit yang diselesaikan (langkah 1), mengetahui unit ekuivalen barang
dalam proses akhir (langkah 2), dan mengetahui biaya per unit (langkah 3)
semuanya diperlukan untuk menilai barang yang ditransfer keluar maupun barang
dalam proses akhir.
e)
Rekonsiliasi biaya.
Dalam rekonsiliasi biaya, total biaya yang
diperhitungkan harus sama dengan total biaya yang dipertanggung jawabkan.
Contoh:
# biaya yang diperhitungkan :
biaya barang
yang ditransfer keluar $13000
biaya barang
dalam proses akhir $650
Total
biaya yang diperhitungkan $13650
# biaya yang dipertanggung jawabkan:
biaya barang
dalam proses awal $3525
biaya barang selama periode berjalan $10125
Total
biaya yang dipertanggung jawabkan $13650[6]
b.
Evaluasi metode rata-rata tertimbang
Manfaat utama dari metode rata-rata tertimbang terletak pada
kesederhanaannya. Dengan memperlakukan unit barang dalam proses awal sebagai
unit yang dikerjakan pada periode berjalan. Kelemahan utama adalah kurangnya
keakuratan dalam perhitungan biaya per unit dari output periode berjalan dan
unit barang dalam proses awal.
2.
Metode kalkulasi biaya FIFO (first-in, first out)
Memisahkan
unit pada persediaan awal yang diproduksi selama periode berjalan. Hal ini
mengasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan pertama kali, dan
ditransfer keluar dengan semua biaya periode sebelumnya beserta biaya periode
berjalan yang diperlukan untuk menyelesaikan unit tersebut. Kemudia produksi
periode berjalan dimulai dan diselesaikan atau tidak diselesaikan sebagai persediaan
akhir barang dalam proses.
Jika biaya produksi tidak berubah dari periode
ke periode, atau jika tidak ada persediaan awal barang dalam proses, maka
metode FIFO dan rata-rata tertimbang akan memberikan hasil yang sama.
D.
MULTIINPUT
dan MULTIDEPARTEMEN
Akuntansi untuk produksi menurut kalkulasi
biaya proses menjadi sulit dikarenakan tidak seragamnya aplikasi input produksi
(multiinput) dan kehadiran berbagai departemen pemprosesan (multidepartemen).
1.
Aplikasi input produksi yang tidak seragam (multiinput).
Aplikasi input yang tidak seragam tidak
mempengaruhi unit arus fisik namun input yang tidak seragam mempengaruhi
perhitungan unit ekuivalen.
Contoh:
a.
Langkah 1 (Skedul Arus Fisik )
# unit yang dipertanggung jawabkan:
unit barang dalam proses awal 10000
unit barang selama
periode berjalan 70000
Total unit yang dipertanggung jawabkan 80000 unit
# unit yang diperhitungkan:
unit yang diselesaikan dan
ditransfer keluar:
unit yang dimulai dan
diselesaikan 50000
unit barang dalam proses awal 10000
60000
unit barang dalam proses akhir(40%selesai) 20000
Total unit yang diperhitungkan 80000
unit
Contoh:
# produksi:
unit dalam proses awal
(50%selesai) 10000
unit yang diselesaikan
dan ditransfer keluar 60000
unit dalam proses akhir (40%selesai) 20000
# biaya:
barang dalam proses awal:
bahan $1.600
biaya
konversi 200
Total $1800
biaya saat ini:
bahan $12000
biaya
konversi 3200
Total $15200
b. Langkah 2 (Perhitungan Unit Ekuivalen).
Bahan Konversi
Unit yang diselesaikan 60000 60000
Unit barang dalam proses akhir
presentasi penyelesaian:
(20000 x 100%) 20000 _
(20000 x 40%) _ 8000
Total
unit output ekuivalen 80000 68000
c.
Langkah 3 (Perhitungan biaya per unit)
# Biaya per unit bahan = biaya bahan awal+biaya bahan saat ini
total
unit
= ($1600 +$12000)
80000
= $0,17
# Biaya konversi per unit = biaya konversi awal+biaya konversi saat
ini
total
output ekuivalen
= ($200+$3200)
68000
= $0,05
# Total biaya per unit = biaya
bahan per unit +biaya konversi per unit
=
$0,17 + $0,05
=
$0,22 per unit yang diselesaikan.
d. Langkah
4 ( Penilaian barang yang ditransfer keluar)
#Biaya barang ditransfer keluar = total biaya per unit+ unit yang diselesaikan
=
$0,22 + 60000
=
$ 13200
# Biaya barang dalam proses akhir:
Bahan: $0,17 x 20000 $3400
Konversi: $0,05 x 8000 $400
Total
biaya $3800
e.
Langkah 5 ( Merenkonsiliasi biaya)
# Biaya yang dipertanggung jawabkan:
barang dalam proses awal $1800
dikeluarkan selama
periode berjalan $15200
Total biaya yang dipertanggung jawabkan $17000
# Biaya yang diperhitungkan:
barang yang ditransfer
keluar $13200
barang dalam proses akhir $3800
Total biaya yang diperhitungkan $17000
2.Multidepartemen
Dalam proses produksi,
beberapa departemen menerima sebagaian barang setengah jadi dari departemen
sebelumnya. Pendekatan ini biasanya memperlakukan barag yang ditransfer masuk
sebagai kategori bahan terpisah ketika menghitung unit ekuivalen.
Contoh:
a. Langkah 1 (Skedul Arus Fisik)
# unit yang dipertanggung jawabkan :
unit barang dalam proses awal 15000
unit yang ditransfer masuk
selama periode berjalan 60000
Total unit
yang dipertanggung jawabkan 75000
# unit yang diperhitungkan:
unit yang diselesaikan dan ditransfer keluar:
unit yang dimulai dan
diselesaikan 55000
unit barang dalam proses awal 15000
unit barang dalam proses akhir 5000
75000
b. Langkah 2 ( Menghitung unit ekuivalen yang
ditransfer masuk)
# Transfer masuk:
unit yang diselesaikan 70000
unit barang proses akhir x
bagian yang diselesaikan
(5000 x 100%)
5000
Total unit output ekuivalen 75000
c.
Langkah 3 ( Menghitung biaya per unit)
# Biaya per unit adalah biaya unit yang ditransfer masuk pada periode
berjalan ditambah biaya transfer masuk dalam proses awal.
# Biaya per unit = ( $13200 + $ 3000)
75000
=
$16200 = $0,216[7]
7500
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian karakteristik proses manufaktur
karekteristik metode harga pokok proses
meliputi
a.
Untuk menghitung harga pokok suatu atau beberapa produk yang sama secara
terus-menerus untuk jangka waktu lama.
b. Biaya dikumpulkan per departemen.
c. Menggunakan laporan biaya departemen
sebagai dasar untuk menghitung harga pokok per unit
2. Jenis proses manufaktur
a.
Pemrosesan berurutan (sequential processing)
sortir
|
Pembungkusan
|
Produk
jadi
|
Pencampuran
|
b.
Pemprosesan paralel (paralel processing)
Proses 1
|
Proses 4
|
Proses 3
|
Proses 2
|
pemasangan
|
Barang Jadi
|
3.
Arus biaya melalui akun dalam kalkulasi biaya proses
departemen pemilihan barang dalam
proses
|
departemen pembotolan barang
dalam proses
|
departemen pengkapsulan barang
dalam proses
|
4.
Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi
a. Bagian informasi unit memiliki 2 subdivisi
utama:
a). Unit yang dipertanggung jawabkan.
b). Unit yang dihitung.
b. Bagian informasi biaya
memiliki 2 subdivisi utama
a). Biaya yang dipertanggung
jawabkan.
b). Biaya yang diperhitungkan.
5.
Dampak Persediaan Barang dalam Proses terhadap Kalkulasi biaya
Proses
kehadiran persediaan barang dalam proses menimbulkan masalah
diantaranya :
a.
Mendefinisikan unit produksi.
Menentukan beberapa unit yang diproduksi selama periode berjalan
tetapi tidak ada dalam persediaan akhir adalah suatu masalah.
Penyelesaiannya adalah menghitung
unit output ekuivalen,
b.
Bagaimana harga pokok atau biaya persediaan awal barang dalam
proses harus diperlakukan.
Untuk mengatasi masalah ini dengan cara menggunakan 2 metode yaitu
metode rata-rata tertimbang dan metode kalkulasi biaya FIFO
6.
Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses
Dalam menghitung biaya per unit periode berjalan untuk satu
departemen, dua pendekatan yang berkaitan dengan output periode sebelumnya dan
biaya periode sebelumnya akan ditemukan pada barang dalam proses awal:
a.
Metode rata-rata tertimbang
Menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode berjalan
untuk menghitung biaya per unit. Langkah – langkah memfokuskan metode rata-rata
tertimbang :
a) Analisis arus
fisik
b)
Penghitungan unit ekuivalen.
c) Penghitungan
biaya per unit.
d)
Penilaian persediaan.
e)
Rekonsiliasi biaya.
b.
Evaluasi metode rata-rata tertimbang
Manfaat utama
dari metode rata-rata tertimbang terletak pada kesederhanaannya. Dengan
memperlakukan unit barang dalam proses awal sebagai unit yang dikerjakan pada
periode berjalan. Kelemahan utama adalah kurangnya keakuratan dalam perhitungan
biaya per unit dari output periode berjalan dan unit barang dalam proses
awal.
c. Metode
kalkulasi biaya FIFO (first-in, first out)
Memisahkan unit pada persediaan awal yang diproduksi selama periode
berjalan. Hal ini mengasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan
pertama kali, dan ditransfer keluar dengan semua biaya periode sebelumnya
beserta biaya periode berjalan yang diperlukan untuk menyelesaikan unit
tersebut. Kemudia produksi periode berjalan dimulai dan diselesaikan atau tidak
diselesaikan sebagai persediaan akhir barang dalam proses.
Jika biaya produksi tidak berubah dari periode ke periode, atau
jika tidak ada persediaan awal barang dalam proses, maka metode FIFO dan
rata-rata tertimbang akan memberikan hasil yang sama.
7.
MULTIINPUT
dan MULTIDEPARTEMEN
Akuntansi untuk produksi menurut kalkulasi
biaya proses menjadi sulit dikarenakan tidak seragamnya aplikasi input produksi
(multiinput) dan kehadiran berbagai departemen pemprosesan (multidepartemen).
a.) Aplikasi input yang tidak seragam
(Multiinput)
Tidak
mempengaruhi unit arus fisik namun input yang tidak seragam mempengaruhi
perhitungan unit ekuivalen.
a.
Langkah 1 (Skedul Arus Fisik )
b. Langkah 2 (Perhitungan Unit Ekuivalen).
c. Langkah 3 (Perhitungan biaya per unit).
d. Langkah 4 ( Penilaian barang yang ditransfer keluar)
e. Langkah 5 ( Merenkonsiliasi biaya)
b. .Multidepartemen
Dalam proses produksi, beberapa departemen menerima
sebagaian barang setengah jadi dari departemen sebelumnya. Pendekatan ini
biasanya memperlakukan barag yang ditransfer masuk sebagai kategori bahan
terpisah ketika menghitung unit ekuivalen.
a. Langkah 1 (Skedul Arus Fisik)
b. Langkah 2 ( Menghitung unit ekuivalen yang
ditransfer masuk)
c. Langkah 3 ( Menghitung biaya per unit)
B. SARAN
Demikianlah
makalah kami susun, jika terdapat kesalahan dalam makalah kami, kami meminta
maaf. Dan kami akan selalu menunggu kritik dan saran dari pembaca guna
perbaikan makalah kami selanjutnya, atas kritik dan saran pembaca kami
mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Akuntansi Manajemen, Jakarta,
P.T. Gelora Aksara Pratama, 1999.
Bambang
Hariadi, Akuntasi Manajemen
suatu sudut pandang, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 2002.
Krismiaji, Dasar-Dasar
Akuntansi Manajemen, Yogyakarta, AMP YKPN, 2002.
Comments
Post a Comment