Skip to main content

Makalah Pengertian, Dasar-dasar, Tujuan Akidah Islam

MAKALAH AKIDAH ISLAM
1.        Pengertian Akidah Islam
Akidah secara bahasa berasal dari kata (‘aqada-ya’qidu-aqdatan) yang berarti ikatan atau perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Kata “akidah” tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam Islam, akidah Nasrani, akidah Yahudi, dan akidah-akidah yang lainnya. Dengan begitu kita juga bisa simpulkan ada akidah yang benar atau lurus dan ada akidah yang sesat atau salah. Dengan begitu juga akidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) bisa diartikan sebagai pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap orang yang mengaku dirinya beragama Islam (Muslim).
Berbicara tentang akidah, yang paling pertama dan utama adalah konsep ketuhanan, baru kemudian konsep-konsep akidah yang lainnya yang sesuai dengan keinginan Allah itu sendiri melalui firman-firmanNya. Dalam al-Qur’an dan hadits-hadits nabiNya. Ketika seseorang berakidah Islam, maka pondasi awal untuk membangun akidah/keyakinannya adalah keyakinan terhadap Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah, maha esa, pencipta dan pengatur alam semesta, dan dzat ghaib yang merupakan sumber dari segala hal, termasuk juga kewajiban menjalankan aturan-aturanNya dalam segala aspek kehidupan baik yang berhubungan dengan ibadah ataupun muamalah yang erat hubungannya dengan interaksi dengan sesama makhluk. Oleh karenanya, misi utama yang diemban oleh tiap Rosul untuk disampaikan kepada umat manusia adalah konsep ketuhanan ini. Sebagaimana firman Allah Swt. Dalam QS. An-Nahl:36

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(an-Nahl: 36)
Begitulah, konsep ketuhanan yang harus diyakini oleh seseorang yang mengaku berakidah Islam, mentauhidkanNya tanpa ada keraguan sedikitpun didalamnya.
2.        Dasar-dasar akidah Islam
Akidah Islam adalah sesuatu yang bersifat tauqifi, artinya suatu ajaran yang hanya dapat ditetapkan dengan adanya dalil dari Allah dan Rasul-Nya. Maka, sumber ajaran akidah Islam adalah terbatas pada al-Qur'an dan Sunnah saja. Karena, tidak ada yang lebih tahu tentang Allah kecuali Allah itu sendiri, kemudian Rasulullah Saw. selaku pengemban wahyu dari Allah Swt. Baru kemudian pendapat pada ulama yang otonitatif yang dinyatakan oleh Rasulullah sebagai pewarisnya.
a.       Al-Qur’an
Al-Qur'an adalah 􀂿rman Allah Swt. yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. dengan perantara Malaikat Jibril. Melalui al-Qur'an inilah Allah menuangkan firman-firmanNya berkenaan dengan konsep akidah yang benar yang harus diyakini dan dijalani secara mutlak dan tidak boleh ditawar oleh semua umat Islam. Di dalam al-Qur'an banyak terdapat ayat-ayat yang berisi tentang tauhid, diantaranya adalah Qs. al-Ikhlas ayat 1-4 di atas, dan masih banyak lagi yang lain diantaranya:

1.        Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2.        Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3.        Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4.        dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."   (Q.S. al-Ikhlas:1-4)
  
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. an-Nisa’:136)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang menerangkan tentang akidah jika kita mau mengkajinya lebih dalam.
b.      Al-Hadits
Hadis ialah segala ucapan, perbuatan, dan takrir (sikap diam) Nabi Muhammad Saw. Islam telah menegaskan bahwa hadis menjadi sumber hukum Islam kedua (setelah Al-Qur'an), baik sumber hukum dalam akidah maupun dalam semua persoalan hidup.Hal ini dikarenakan semua yang disandarkan kepada Nabi adalah wahyu dari Allah, bukan sekedar memperturutkan hawa nafsu saja. Sebagaimana firman Allah Swt.:

dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).(an-Najm 3-4)
“apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.(QS. al-Hasyr : 7)
Itulah dasar perintah mengikuti Rosulullah Saw. melalui hadis-hadisnya.
Adapun hadis-hadis yang menjelaskan tentang akidah adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيْلُ فَقَالَ مَا اْلِإيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ
Dari Abu Hurairah Ra. berkata; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari bersama dengan para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam yang kemudian bertanya: “Apakah iman itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan kamu beriman kepada Hari Berbangkit”. (H.R. Bukhari)
قَالَ ابْنُ نُمَيْرٍ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ وَقُلْتُ أَنَا وَمَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Ibnu Numair berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka.” Dan aku berkata, “Saya dan orang yang meninggal dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun (niscaya) masuk surga” (HR. Muslim).
Jika kita cermati beberapa hadis di atas, maka kita akan temui bahwa isinya tidak ada yang menyalahi isi dari al-Qur'an dalam hal ini berkaitan dengan akidah yang secara umum disebut dengan keimanan. Hal ini semakin memperkuat keyakinan kita bahwa hadis adalah sumber hukum kedua setelah al-Qur'an yang harus dipedomani oleh umat Islam baik dalam hal akidah ataupun yang lainnya. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
3.        Tujuan Akidah Islam
Akidah Islam harus menjadi pedoman bagi setiap Muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini dan menjalankan pokok-pokok kandungan akidah Islam tersebut dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dan mendapatkan rido dari Allah Swt. tentunya. Dengan demikian berarti mempelajari pokok-pokok kandungan akidah Islam adalah kewajiban bagi umat Islam dengan tujuan seabagi berikut:
1)        Mengetahui petunjuk hidup yang benar serta dapat membedakan yang benar dan yang salah.
2)        Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir.
Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia cenderung mengakui adanya Tuhan. Dengan naluri berketuhanan, manusia berusaha untuk mencari Tuhannya. Kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengenal Tuhan. Dengan akidah Islam, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.

3)        Memelihara manusia dari kesyirikan.
Untuk mencegah manusia dari kesyirikan perlu adanya tuntunan yang jelas tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia terperosok kedalam kesyirikan selalu terbuka, baik syirik jaly (terang-terangan) berupa perbuatan, maupun syirik khafy (tersembunyi) di dalam hati. Dengan mempelajari Akidah Islam, manusia akan terpelihara dari perbuatan syirik.
4)        Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau faham-faham yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh akidah Islam agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
4.        Hubungan Iman Islam dan Ihsan
Ada tiga unsur pokok dalam akidah Islam yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Artinya, jika sesorang mengaku berakidah Islam atau lebih mudahnya dia mengaku sebagai muslim, maka harus ada tiga unsur pokok ini didalam dirinya, yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Ketiganya mempunyai hubungan yang sangat erat. Untuk mengetahui hubungannya, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian ketiganya.
a.         Islam
aKata Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu اَسْلَمَ- يُسْلِمُ- اِسْلَامًا yang artinya adalah patuh, tunduk, menyerahkan diri, dan selamat.Sedang menurut istilah, Islam yaitu agama yang mengajarkan agar manusia berserah diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah. Tunduk atau berserah diri adalah mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Orang yang tunduk dan berserah diri kepada Allah disebut Muslim.
b.         Iman
Menurut bahasa iman berarti percaya. Sedangkan menurut istilah iman adalah:
اْلاِيْمَانُ هُوَ تَصْدِيْقٌ بِاْلقَلْبِ وَاِقْرَارٌ بِالِّلسَانِ وَعَمَلٌ بِااْلاَرْكَانِ
“Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan anggota badan (perbuatan).”
Jika seseorang sudah mengimani seluruh ajaran Islam, maka orang tersebut sudah dapat dikatakan mukmin(orang yang beriman).
c.         Ihsan
Ihsan berasal dari bahasa Arab: اَحْسَنَ-يُحْسِنُ-اِحْسَانًا yang berarti kebaikan.
Ihsan adalah perbuatan baik sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah sebagai makhluk individu, yaitu hubungannya dengan Allah maupun sebagai makhlu sosial yang selalu berinteraksi dengan sesama. Lebih lanjut disebutkan bahwa cara penghambaan diri ini harus senantiasa merasa melihat atau dilihat oleh Allah Swt. sebagaimana di sebutkan dalam hadis Nabi Saw.:’ Jibril bertanya, ‘Kabarkanlah kepadaku tentang ihsan itu?‘ Nabi menjawab: “Kamu menyembah Allah seakanakan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”. Dengan demikian berbuat baik kepada Allah maupun sesama harus dilakukan setiap saat karena ada kontrol langsung dari Allah Swt. Orang yang telah menerapkan hal ini disebut dengan Muhsin.

Comments

Popular posts from this blog

EFEKTIVITAS METODE EKSPLORASI MASALAH MATEMATIS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

  Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran eksplorasi masalah matematis (EMM) lebih efektif daripada metode pembelajaran demonstrasi dalam pengajaran matematika khususnya bentuk soal cerita pada siswa kelas IV di SD IT Al Anwar Mayong Jepara tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan (Field Research) dengan pendekatan kuantitatif, desain penelitian eksperimen murni (true experimental). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD IT Al Anwar Mayong Jepara berjumlah 67 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan sampelnya adalah Probability sampling dengan jenis rondom sampling. Selanjutnya dengan taraf kesalahan pengambilan sempel 1% didapatkan 63 sampel. Dimana, hasilnya kelas IV Ar rohim dengan jumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen. Sedangkan untuk kelas kontrol adalah kelas Ar rahman sebanyak 31 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes, wawancara dan dokumentasi. Setelah dilakuk

Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Abstract Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pendekatan Realistic Mathematics Education dan kemampuan berfikir kritis (2) Untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis (3) Untuk mengetahui pengaruh pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik kelas V. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan sesuai jenis penelitian, maka ini adalah penelitian korelasi. Disini peneliti mengambil lokasi di MI NU Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode angket dan tes. Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis deskriptif dan uji hipotesis asosiatif. Hasil penelitian yang didapatkan di antaranya yaitu (1) Pendekatan Realistic Mathematics Education sangat efektif karena hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi pendekatan Realistic Mathematics Education lebih besar dari nilai taraf signifikansi yang

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA

  Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Model pembelajaran student facilitator and explaining pada mat a pelajaran pendidikan agama Islam materi mernahami tatacara sholat jumat di SMP Negeri 5 Blora. 2) Peningkatan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam materi memahami tatacara sho1at jumat di SMP Negeri 5 Blora. 3) Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining untuk Meningkatkan Kemampuan Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Memahami Tatacara Sholat Jum'at di SMP Negeri 5 Blora Metode penelitian yang digunakan dalam peneIitian ini adalah yaitu metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melalui wawancara terhadap instansi yang terkait yaitu srvw Negeri 5 Blora, mengenai implementasi model pembelajaran student facilitator and explaining untuk meningkatkan kemampu.an psikomotorik siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam materi memahami tatacara sholat j