Skip to main content

HADITS TARBAWI: Manusia Dan Potensi Pendidikannya



MANUSIA DAN POTENSI PENDIDIKANNYA


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Risalah islam yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadist sebetulnya merupakan pemikiran-pemikiran tentang aQidah, sistenm kehidupan, solusi, cerita, deskripsi, kehidupan, janji, dan ancaman, islam, mendeskripsikan kehidupan ini dengan deskripsi tertentu, mengatur berbagai interaksi secara mryeluruh, benar, mengangkat derajat manusia setinggi-tingginya dan berusaha kemulyaan,kemajuan dan kebangktan bagi islam maupun bagi mereka sendiri. Kebangkitsn itu hanya bisa tercapai dengan ketinggian berfikir atau potensi pendidikanya secara benar, konsisten dan lurus. Itu lah yang bisa mengangkat umat manusia dan membangkit kan manusia.
Manusia merupakan mahluk yang sangat menarik, oleh karna itu ia teklah menjadSasaran studi sejak dahulu. ini dan kemudian hari, Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap drinya sendri, masyarakat dan lingkungan kidup nya, Allah tidak akan ,menggolongkn manusia kedalam kelompok  binatang selama manusia mempergunakan akal dan karunia tuhan yang lainya. Kenyataan dalam sejarah memberikan bukti bahwa memang manusia itu secara potensial adalah mahluk yang pantas di bebami kewajiban dan tanggung jwab, menerima dan melaksanakan ajaran Allah pencipta. Setiap umat di tuntut supoaya beriman dan beramal sesuai dengan petunjuk, usaha dan kegiatan membina pribasi merupakan pendidikan dalam arti yang umum. Dengan kalimat lain dapat di katakan bahwa pendidikan ialah usaha dan kegiatan pembinaan pribadi.

B.       Rumusan Masalah
Dalam kaitanya pendahuluan di atas, pemakalah mempunyai beberapa rumusan masalah, antara lain:
1.        Bagaimana pandangan islam terhadap manusia/para Ahli Hadits?
2.        Bagaimana pandangan para ahli hadits mengenai asal usul manusia?
3.        Apa tujuan dan fungsi pendidikan terhadap manusia?
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pandangan Islam Terhadap Manusia
Pembahasan tentang pendidikan tidak mungkin terbebaskan dari obyek yang menjadi sasarannya: yaitu manusia. Di dalam Al-Qur’an manusia disebut antara lain dengan Adam, Basyar, al-Insan, a-Annas.[1]
Dalam hubungannya dengan pendidikan akan kita lihat dari tiga titik saja
1.    Manusia sebagai makhluk yang mulia
Manusia yang diciptakan oleh Allah sebagai penerima dan pelaksana ajaran oleh karena itu ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia juga dikarenakan mempunyai (1). Akal dan perasan (2). Ilmu pengetahuan (3). Kebudayaan. Namun faktor yang terbesar membuat makhluk manusia itu mulia adalah karena ia berilmu. Manusia dapat hidup tenang dan tentram karena memiliki ilmu dan menggunakan ilmunya.        
2.    Manusia sebagai khalifah di bumi
Allah menciptakan bumi dalam kedaan seimbang dan serasi. Setelah bumi ini diciptakan, Allah memandang perlu bumi itu didiami, diurus, diolah. Oleh sebab itu Allah menciptakan manusia yang diserahi tugas dan jabatan khalifah. Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang lengkap dan utuh dengan sarana yang lengkap. Keteraturan alam dan kehidupan ini dibebankan kepada manusia untuk memelihara dan mengembangkannya demi kesejahteraan hidup mereka sendiri.
3.    Manusia sebagai makhluk paedagogik
Makhluk paedagogik ialah makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik, makhluk itu adalah manusia, dialah yang memiliki potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi kholifah di bumu, pendukung dan pengembang kebudayaan.
Allah memang telah menciptakan semua makhluk-Nya ini berdasarkan fitrahNya, tetapi fitrah Allah untuk manusia di sini diterjemahkan dengan potensi dapat dididik dan mendidik, memiliki kemungkinan berkembang dan meningkat sehingga kemampuannya dapat melampui jauh dari kemampuan fisiknya yang tidak berkembang.[2]
Meskipun demikian, kalau potensi itu tidak dikembangkan, niscaya ia akan kurang bemakna dalam kehidupan. Oleh karena itu perlu dikembangkan dan pengembangan itu senantiasa dilakukan dalam usaha dan kegiatan pendidikan. Dengan pendidikan dan pengajaran potensi itu dapat dikembangkan manusia, meskipun dilahirkan seperti kertas putih, bersih belum berisi apa-apa dan meskipun ia lahir dengan pembawaan yang dapat bekembang sendiri, namun perkembangan itu tidak maju kalau tidak melalui proses tertentu, yaitu proses pendidikan. Kewajiban mengembangkan potensi itu merupakan beban dan tanggung jawab manusia kepada Allah. Kemungkinan pengembangan potensi itu mempunyai arti bahwa manusia mungkin dididik, sekaligus mungkin pula bahwa pada suatu saat ia akan mendidik.

B.       Pandangan Para Ahli Hadits Mengenai Asal Usul Manusia
1.    Penciptaan nabi Adam
Dalam sabda Rosulullah yang berbunyi :
خَلَقَ الله ادَمَ عَلَى سُورَةِ الرَّحْمَان
Artinya:
“Allah menciptakan adam sesuai bentuk ( yang telah direncanakan ) ar-Rohman”
Bahwasannya Allah menciptakan Adam dalam bentuk yang langsung sempurna, tidak melalui fase-fase pertumbuhan yang berubah-ubah, tidak melalui fase-fase pertumbuhan dalam rohim seperti proses penciptaan anak Adam. Dalam hadits di atas juga menjelaskan bahwa ar-Rohman merupakan bentuk penghormatan yang diberikan Allah menciptakan Adam dalam bentuk yang tidak ada satu bentukpun yang menyamai kesempurnaan dan keindahannya.
Imam Bukhori meriwayatkan bahwasannya “Allah menciptakan Adam dari turab (tanah), kemudian menjadikannya thin (tanah), kemudian menjadikannya hama’in masnun (lumpur hitam yang diberi bentuk) kemudian Dia menciptakan dan membentuknya, kemudian membiarkannya hingga menjadi shalshal (tanah kering) seperti tembikar.[3]
Al-Qasthalani menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia dalam 4 macam yaitu:
1.    Manusia tanpa bapak dan tanpa ibu yaitu Adam ‘alaihissalam.
2.    Manusia dari bapak saja tanpa ibu yaitu Hawa.
3.    Manusia dari ibu saja tanpa bapak yaitu nabi Isa ‘alaihissalam.
4.    Manusia dari ibu dan bapak yaitu manusia pada umumnya yang diciptakan dari ma’dafiq (air yang terpancar)[4]
Allah ta’ala menciptakan manusia berada di antara posisi mulia, yaitu Malaikat, dan posisi hina yaitu hewan. Oleh karena itu manusia adalah makhluk yang terkuat yang berhak tinggal di dunian dan di akhirat.[5]
2.    Penciptaan anak keturunan Adam dalam Rahim
Penciptaan anak keturunan Adam sangat berbeda sekali dengan penciptaan nabi Adam. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hajj ayat 5
$ygƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# bÎ) óOçFZä. Îû 5=÷ƒu z`ÏiB Ï]÷èt7ø9$# $¯RÎ*sù /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜœR §NèO ô`ÏB 7ps)n=tæ ¢OèO `ÏB 7ptóôÒB 7ps)¯=sƒC ÎŽöxîur 7ps)¯=sƒèC tûÎiüt7ãYÏj9 öNä3s9 4 É)çRur Îû ÏQ%tnöF{$# $tB âä!$t±nS #n<Î) 9@y_r& wK|¡B §NèO öNä3ã_̍øƒéU WxøÿÏÛ ¢OèO (#þqäóè=ö7tFÏ9 öNà2£ä©r& ( Nà6ZÏBur `¨B 4¯ûuqtGムNà6ZÏBur `¨B Štãƒ #n<Î) ÉAsŒör& ̍ßJãèø9$# Ÿxøx6Ï9 zNn=÷ètƒ .`ÏB Ï÷èt/ 8Nù=Ïæ $\«øx© 4 ts?ur šßöF{$# ZoyÏB$yd !#sŒÎ*sù $uZø9tRr& $ygøŠn=tæ uä!$yJø9$# ôN¨tI÷d$# ôMt/uur ôMtFt6/Rr&ur `ÏB Èe@à2 £l÷ry 8kŠÎgt/ ÇÎÈ  
Artinya:
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa nabi Adam diciptakan Allah menggunakan tanah sedangkan Allah menciptakan keturunan anak Adam dengan setetes air mani (sperma) yang membuahi sel telur didalam rahim seorang ibu, kemudian setelah beberapa minggu berubah menjadi segumpal darah, selanjutnya setelah 4 minggu berubah menjadi segumpal daging dan berangsur-angsur menjadi seorang bayi yang lengkap dengan tangan, kaki, kepala, seperti halnya kita semua. Dan setelah kurang lebih lebih 9 bulan janin yang ada di rahim ibu lahir kedunia ini.

C.      Tujuan dan fungsi pendidikan bagi manusia
Menurut sikun pribadi, tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan, dan saripati dari seluruh renungan pedagogik. Dengan demikian tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan jalannya pendidikan.
Suatu rumusan tujuan pendidikan akan tepat apabila sesuai dengan fungsinya, adapun fingsi tujuan pendidikan ada 3, yaitu:
1.    Tujuan sementara atau perantara
Yaitu tujuan sebagai arah untuk mencapai tujuan terakhir atau tertinggi. Untuk mencapai tujuan akhir/tinggi tidaklah mudah, bahkan dalam kenyataan tidak pernah tercapai sempurna. Itulah sebabnya pendidikan merupakan proses berkelanjutan tanpa ujung, yang implikasinya adalah keharusan pendidikan sepanjang ayat seperti yang dianjurkan Nabi Muhammad SWA “tuntutlah ilmu sejak lahir sampai menjelang lahir”.
2.    Tujuan terakhir atau tertinggi
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan karena sesuai dengan konsep ilahi yang mengandung kebenaran mutlak dan universal, adapun tujuan akhir adalah sebagai berikut:
a.    Menjadi hamba Allah yang bertaqwa.
b.    Mengantarkan subyek didik menjadi khalifatullah fil ardh yang mampu memakmurkannya.
c.     Memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat.
3.    Tujuan umum
Tujuan ini lebih bersifat empirik dan realistik. Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku, kepribadian subyek didik, sehingga mampu menghadirkan dirinya sebagai sebuah pribadi utuh
a.    Memberikan arah bagi proses pendidikan
b.    Memberikan motivasi dalam aktivitas pendidikan
c.    Tujuan pendidikan merupakn kriteria/ukuran dalam evaluasi pendidikan.[6]



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang telah kami susun adalah bahwasannya manusia itu memang secara potensial adalah makhluk yang pantas dibebani kewajiban dan tanggung jawab untuk memelihara dan mengembangkannya demi kesejahteraan hidup mereka, salah satunya dengan melalui pendidikan.
Allah menciptakan manusia dengan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik sehingga mampu menjadi kholifah di bumi. Meskipun demikian kalau potensi itu tidak dikembangkan, niscaya manusia akan kurang bermakna dalam kehidupan.

B.       Penutup
Di dunia ini tiada yang sempurna, begitupun makalah yang telah kami susun. Apabila ada kesalahan maupun kami mohon maaf, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.



DAFTAR PUSTAKA

Haidir, Abdullah. 2010. Hadits Arba’in, Surakarta: Individu Pustaka.
Achmadi, 2005. Ideologi Pendidikan Islam, Yokyakarta: Pustaka Pelajar,
Daud Ali ,Muhammad, 1998. Pendidikan Agama Islam.  Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Daradjat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam.  Jakarta: Bumi Aksara.
An-Nawawi, Imam, dkk. 2006. Kumpulan Hadits Qudsi, Yokyakarta: Al-Manar.





[1] Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 10
[2] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, hlm. 3
[3] Imam an-Nawawi, dkk, Kumpulan Hadits Qudsi, Al-Manar, Yokyakarta, 2006, hlm. 174
[4] Ibid, hlm. 189
[5] Abdullah Haidir, Hadits Arba’in, Individu Pustaka, Surakarta, 2010
[6] Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yokyakarta, 2005, hlm. 90

Comments

Popular posts from this blog

EFEKTIVITAS METODE EKSPLORASI MASALAH MATEMATIS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

  Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran eksplorasi masalah matematis (EMM) lebih efektif daripada metode pembelajaran demonstrasi dalam pengajaran matematika khususnya bentuk soal cerita pada siswa kelas IV di SD IT Al Anwar Mayong Jepara tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan (Field Research) dengan pendekatan kuantitatif, desain penelitian eksperimen murni (true experimental). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD IT Al Anwar Mayong Jepara berjumlah 67 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan sampelnya adalah Probability sampling dengan jenis rondom sampling. Selanjutnya dengan taraf kesalahan pengambilan sempel 1% didapatkan 63 sampel. Dimana, hasilnya kelas IV Ar rohim dengan jumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen. Sedangkan untuk kelas kontrol adalah kelas Ar rahman sebanyak 31 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes, wawancara dan dokumentasi. Setelah dilakuk

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA

  Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Model pembelajaran student facilitator and explaining pada mat a pelajaran pendidikan agama Islam materi mernahami tatacara sholat jumat di SMP Negeri 5 Blora. 2) Peningkatan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam materi memahami tatacara sho1at jumat di SMP Negeri 5 Blora. 3) Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining untuk Meningkatkan Kemampuan Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Memahami Tatacara Sholat Jum'at di SMP Negeri 5 Blora Metode penelitian yang digunakan dalam peneIitian ini adalah yaitu metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melalui wawancara terhadap instansi yang terkait yaitu srvw Negeri 5 Blora, mengenai implementasi model pembelajaran student facilitator and explaining untuk meningkatkan kemampu.an psikomotorik siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam materi memahami tatacara sholat j

Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Abstract Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pendekatan Realistic Mathematics Education dan kemampuan berfikir kritis (2) Untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis (3) Untuk mengetahui pengaruh pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik kelas V. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan sesuai jenis penelitian, maka ini adalah penelitian korelasi. Disini peneliti mengambil lokasi di MI NU Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode angket dan tes. Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis deskriptif dan uji hipotesis asosiatif. Hasil penelitian yang didapatkan di antaranya yaitu (1) Pendekatan Realistic Mathematics Education sangat efektif karena hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi pendekatan Realistic Mathematics Education lebih besar dari nilai taraf signifikansi yang