Skip to main content

TAFSIR TARBAWI : Penciptaan Manusia

PENCIPTAAN MANUSIA


BAB I
AYAT-AYAT YANG TERKAIT

1.        Surat Al-Mu’minun Ayat 12-14
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ   §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ   ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ  
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

2.        Surat Al-Hajj Ayat 5
$ygƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# bÎ) óOçFZä. Îû 5=÷ƒu z`ÏiB Ï]÷èt7ø9$# $¯RÎ*sù /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜœR §NèO ô`ÏB 7ps)n=tæ ¢OèO `ÏB 7ptóôÒB 7ps)¯=sƒC ÎŽöxîur 7ps)¯=sƒèC tûÎiüt7ãYÏj9 öNä3s9 4 É)çRur Îû ÏQ%tnöF{$# $tB âä!$t±nS #n<Î) 9@y_r& wK|¡B §NèO öNä3ã_̍øƒéU WxøÿÏÛ ¢OèO (#þqäóè=ö7tFÏ9 öNà2£ä©r& ( Nà6ZÏBur `¨B 4¯ûuqtGムNà6ZÏBur `¨B Štãƒ #n<Î) ÉAsŒör& ̍ßJãèø9$# Ÿxøx6Ï9 zNn=÷ètƒ .`ÏB Ï÷èt/ 8Nù=Ïæ $\«øx© 4 ts?ur šßöF{$# ZoyÏB$yd !#sŒÎ*sù $uZø9tRr& $ygøŠn=tæ uä!$yJø9$# ôN¨tI÷d$# ôMt/uur ôMtFt6/Rr&ur `ÏB Èe@à2 £l÷ry 8kŠÎgt/ ÇÎÈ  
5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
3.        Al-‘Alaq ayat Ayat 2
t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ  
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
4.        Surat Al-Kahfi Ayat 37
tA$s% ¼çms9 ¼çmç7Ïm$|¹ uqèdur ÿ¼çnâÍr$ptä |Nöxÿx.r& Ï%©!$$Î/ y7s)n=yz `ÏB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜœR §NèO y71§qy Wxã_u ÇÌÐÈ  
37. kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya - sedang Dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?

5.        Surat Al-A’rof Ayat 12
tA$s% $tB y7yèuZtB žwr& yàfó¡n@ øŒÎ) y7è?ósDr& ( tA$s% O$tRr& ׎öyz çm÷ZÏiB ÓÍ_tFø)n=yz `ÏB 9$¯R ¼çmtGø)n=yzur `ÏB &ûüÏÛ ÇÊËÈ  
12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".

6.        Surat Al-An’am Ayat 2
uqèd Ï%©!$# Nä3s)n=yz `ÏiB &ûüÏÛ ¢OèO #Ó|Ós% Wxy_r& ( ×@y_r&ur K|¡B ¼çnyYÏã ( ¢OèO óOçFRr& tbrçŽtIôJs? ÇËÈ  
2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).


7.        Surat Ali imron Ayat 59
žcÎ) Ÿ@sVtB 4Ó|¤ŠÏã yZÏã «!$# È@sVyJx. tPyŠ#uä ( ¼çms)n=yz `ÏB 5>#tè? ¢OèO tA$s% ¼çms9 `ä. ãbqä3usù ÇÎÒÈ  
59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.

8.        Surat Al-Insan Ayat 2
$¯RÎ) $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB >pxÿôÜœR 8l$t±øBr& ÏmÎ=tGö6¯R çm»oYù=yèyfsù $JèÏJy #·ŽÅÁt/ ÇËÈ  
2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.

9.        Surat As-Sajdah Ayat 7-8
üÏ%©!$# z`|¡ômr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)n=yz ( r&yt/ur t,ù=yz Ç`»|¡SM}$# `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÈ   ¢OèO Ÿ@yèy_ ¼ã&s#ó¡nS `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇÑÈ  
7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
8. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.

10.    Surat Al-Fathir Ayat 11
ª!$#ur /ä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜœR ¢OèO ö/ä3n=yèy_ %[`ºurør& 4 $tBur ã@ÏJøtrB ô`ÏB 4Ós\Ré& Ÿwur ßìŸÒs? žwÎ) ¾ÏmÏJù=ÏèÎ/ 4 $tBur ㍣Jyèム`ÏB 9£JyèB Ÿwur ßÈs)Zムô`ÏB ÿ¾Ín̍ßJãã žwÎ) Îû A=»tFÏ. 4 ¨bÎ) y7Ï9ºsŒ n?tã «!$# ׎Å¡o ÇÊÊÈ  
11. dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.




11.    Surat At-Thariq Ayat 5-7
̍ÝàYuù=sù ß`»|¡RM}$# §NÏB t,Î=äz ÇÎÈ   t,Î=äz `ÏB &ä!$¨B 9,Ïù#yŠ ÇÏÈ   ßlãøƒs .`ÏB Èû÷üt/ É=ù=Á9$# É=ͬ!#uŽ©I9$#ur ÇÐÈ  
5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan?
6. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,
7. yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

12.    Surat As-Shoffat Ayat 11
öNÍkÉJøÿtFó$$sù ôMèdr& x©r& $¸)ù=yz Pr& ô`¨B !$uZø)n=yz 4 $¯RÎ) Nßg»oYø)n=s{ `ÏiB &ûüÏÛ ¥>Ξw ÇÊÊÈ  
11. Maka Tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.





BAB II
MUFRODAT


Menciptakan
,n=y{                  :


Segumpal Darah
,n=tã                  :


Tanah
>#tè?                 :


Air mani
pxÿõÜœR                :


Sempurna
71§qy               :


Tanah
ûüÏÛ                  :


Ketentuan
Ó|Ós%                 :


Ajal
xy_r&                 :


Segumpal daging
ptóôÒãB               :


Tulang belulang
$VJ»sàÏã              :


Daging
$VJøtm:                 :


Bercampur
>8l$t±øBr&              :


Keturunan
's#»n=ß                 :


Air yang hina
&ä!$¨B&ûüÎg¨B            :







BAB III
PEMBAHASAN

A.      Hubungan Tanah Dengan Penciptaan Manusia
Ada hubungan yang erat antara tanah dengan penciptaan manusia. Asal mula penciptaan manusia pertama yakni Adam AS yang merupakan bapak dari semua manusia yaitu dari tanah.[1] Lebih lanjut Ibnu Katsir menjelaskan Allah Ta’ala memberitahukan bahwa permulaan penciptaan manusia berasal dari sari pati tanah yaitu Adam AS diciptakan dari tanah liat yang berasal dari lumpur hitam.[2]
Di dalam Surat Al-Mu’minun ayat 12 tafsir Al-Jalalain menafsirkan (Dan) Allah telah berfirman, (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) yakni Adam (dari suatu sari pati) lafal Sulaalatin berasal dari perkataan Salaltusy Syai-a Minasy Syai-i, artinya aku telah memeras sesuatu daripadanya, yang dimaksud adalah inti sari dari sesuatu itu (berasal dari tanah) lafal Min Thiinin berta'alluq kepada lafal Sulaalatin.[3]
Di dalam hadits juga disebutkan, Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,
إنَّ اللهَ خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَبْضَةٍ قَبَضَهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَرْضِ, فَجَاءَ بَنُوْ آدَمَ عَلَى قَدْرِ الْأَرْضِ, جَاءَ مِنْهُمُ الْأَحْمَرُ وَالْأَبْيَضُ وَالْأَسْوَدُ وَبَيْنَ ذَلِكَ, وَالسَّهْلُ وَالْحَزْنُ وَالْخَبِيْثُ وَالطَّيِّبُ وَبَيْنَ ذَلِكَ[4]
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggaman tanah yang digenggam-Nya dari seluruh permukaan bumi. Kemudian anak-anak Adam datang sesuai dengan kadar warna tanah. Diantara mereka ada merah, putih, hitam, dan perpaduan antara warna-warna tersebut. Ada yang lembut dan ada yang kasar (keras), ada yang jahat dan ada juga yang baik, atau di antara keduanya” Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan shahih.
Dalam Q.S Al-Mukminun ayat 12, dijelaskan bahwa manusia itu diciptakan dari saripati yang berasal dari tanah. Berbeda-beda pendapat ulama tentang siapa yang dimaksud dengan Al-Insan / manusia pada ayat tersebut. Banyak yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Adam. Ada juga yang berpendapat bahwa kata Al-Insan tersebut bermakna jenis manusia. Ath-Thabattabai misalnya berpendapat bahwa yang dimaksud Al-Insan tidak mungkin Adam.[5]
Pendapat lain yang menyatakan bahwa (sulalah min thin) menunjukkan sperma laki-laki dan ovum wanita. Keduanya berasal dari makanan dan makanan berasal dari tanah. Inilah makna yang benar dan menunjukkan pada kenyataan.[6]
Hal ini juga diperjelas oleh Al-Maraghi ketika menafsiri Q.S Al-Hajj ayat 5 (فَاِنَّ خَلَقْنَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ) Turab disini diTafsiri sebagai penciptaan manusia yang berasal dari mani yang berasal dari makanan dan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tumbuh-tumbuhan berasal dari bumi dan air.[7]
Kemudian Sayyid Qutub mengomentari kata (Turab) tersebut dengan menyatakan : “Manusia adalah putra bumi ini ; dari tanahnya dia tumbuh dan berkembang, dari tanahnya dia terbentuk, dan dari tanahnya pula dia hidup. Tidak terdapat satu unsur pun dalam jasmani manusia yang tidak memilki persamaan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam bumi, kecuali rahasia yang sangat halus yang ditiupkan Allah padanya dari Ruh-Nya, dan dengan ruh itulah manusia berbeda dari unsur-unsur tanah itu, tetapi pada dasarnya manusia berasal dari tanah. Makanan dan semua unsur jasmaniyahnya berasal dari tanah.[8]

B.       Tahap- Tahap Penciptaan Manusia
Proses pembentukan bayi dari sejak pembuahan sampai lahir tidak dapat di amati secara lansung oleh manusia. para ahlikedokteran mempergunakan berbagai kesempatan, cara dan alat untuk mendapat keterangan-keterangan tentang proses pertumbuhan sejak pembuahan itu terjadi. walaupun pada akhirnya mereka berhasil mengungkap misteri tersebut. Akan tetapi teori-teori mereka agak terlambat karena sebelumnya Al-quran telah terlebih dahulu menjelasakannya secara detail dan jelas. Penulis disini akan membagi delapan fase dalam tahap-tahap penciptaan manusia sebagai berikut:
1.    Fase Nutfah
Nutfah adalah fase pertama penciptaan manusia, dan ada yang menyebutnya fase kedua setelah tanah, hal ini sebagaimana disebutkan oleh Al-Maraghi bahwa Nutfah / air mani yang dijadikan dari darah yang berasal dari makanan seorang ayah dimana makanan itu tadi bersumber dari tanah.[9]
Dalam Q.S. Al-Qiyamah ayat 37 dijelaskan bahwa manusia dahulunya adalah setetes mani yang ditumpahkan ke dalam rahim. Artinya manusia  itu diciptakan dari air mani yang lemah dan hina yang dipancarkan dari tulang-tulang sulbi kemudian menembus ke dalam rahim.[10] Yakni dikumpulkan di dalam rahim yaitu tempat menetap air laki-laki dan perempuan. Sedangkan rahim sendiri memang disediakan untuk itu dan sanggup menjaga air yang ditiupkan disana.[11]
QS. An-Najm (53) ayat 45 dan 46 dijelaskan “ Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan dari mani, apabila dipancarkan”. Al-Qur’an sungguh akurat, penelitian ilmiah membuktikan adanya dua macam kandungan sperma yaitu kromosom laki-laki yang dilambangkan dengan (Y), dan kromosom perempuan dilambangkan dengan (X). sedangkan indung telur atau ovum hanya memiliki kromosom X. Apabila yang membuahi ovum sperma yang memiliki kromosom Y, maka anak yang dikandung adalah laki-laki. Bila X maka anak yang dikandung perempuan. Jika demikian yang menentukan jenis kelamin anak adalah Nutfah atau sperma laki-laki.[12]
QS. At-Thoriq (86) ayat 5-7 dijelaskan bahwa kata دَافِقٌ atau memancar mengisyaratkan bahwa air itu sendiri yang memiliki sifat memancar. Ia tidak dipancarkan tetapi memancar dengan sendirinya. Air itu adalah air mani, kemudian kata  اَلصُّلْبُberarti tulang belakang/punggung, sedang kata التَّرَائِبْ   berarti tulang dada. Sebagian Mufassir memahami  اَلصُّلْبُ  tulang belakang pria dan  التَّرَائِبْ  tulang dada wanita, sebagaimana terdapat dalam Tafsir Ibnu Katsir. Sebagian ulama tidak menyetujui pendapat ini, dengan alas an jika demikian, air itu keluar dari dua sumber yakni pria dan wanita, kenapa menggunakan yang berbentuk tunggal bukan dual. Dengan demikian, air itu dilukiskan antara tulang punggung dan dada. Bukan dikatakan keluar dari masing-masing. Atas dasar itu kita dapat berkata bahwa air yang dimaksud adalah sperma pria yang keluar diantara tulang punggung dari dadanya.[13]

2.    Fase ‘Alaqoh
Tahap selanjutnya yaitu alaqoh, pengertian ‘alaqoh menurut Ibnu Mandzur rahimahullah berkata: “ ‘Alaqoh adalah binatang kecil yang ada di air yang menghisap darah, jamaknya ‘Alaq” dan berkata juga :” Binatang merah kecil, ada di air, terkadang menempel di badan dan menghisap darah” ( Lisanul ‘Arab: 10/261 ), begitupun Fairuz Abadi menyebut: ” ‘Alaqoh adalah binatang kecil yang berada di air yang menghisap darah”.(al-Qamus al-Muhith :1/1175).
Alaqoh adalah tahap kejadian manusia setelah adanya nutfah.[14] Kata علقة terambil dari kata علق. Menurut Jalalain ia adalah darah yang membeku.[15]Dan dalam tafsir Al-Qurtubi juga sama yaitu darah yang membeku.[16] Hal ini juga diperkuat oleh Al-Maraghi bahwa alaqoh adalah darah tebal yang membeku.[17] Dalam Tafsir showi pun dijelaskan ketika nutfah berada di rahim, dan Allah hendak menjadikannya makhluk maka setelah empat puluh hari ia menjadi darah di dalam rahim, kemudian berkumpul, dan inilah masa terjadinya alaqoh.[18]
Perkataan para Ahli tafsir terdahulu semuanya sama dan tidak keluar dari penafsiran ahli bahasa. Adapun sebagian Ahli tafsir zaman sekarang telah mengisyaratkan apa yang sesuai dengan penemuan-penemuan di zaman sekarang. Seperti Ibnu ‘Asyuur , ahli tafsir masa kini menjelaskan: Termasuk dari Mukjizat Alqur'an tentang keilmuan adalah penamaan janin fase ini dengan nama ‘Alaqoh. Itu adalah penamaan yang sangat bagus dan serasi, karena telah diteliti bahwa bagian kecil yang terbentuk dari Nuthfah (yaitu ‘Alaqoh ) dia punya daya hisap yang kuat yang menghisap darah dari ibu, karena dia menempel di urat – urat yang ada di rahim ibu, dimana darah disuplai kepadanya. Dan ‘Alaqoh adalah segumpal darah yang membeku. ( at-Tahrir wat Tanwir 1/2821 )
Namun, setelah kemajuan ilmu pengetahuan serta maraknya penelitian, para embriolog enggan menafsirkan dengan arti tersebut. Mereka lebih cenderung memahaminya dalam arti sesuatu yang bergantung atau berdempet di dinding rahim. Menurut mereka, selain pada masa itu sama sekali belum ditemukan unsur darah, juga setelah terjadinya pembuahan (nuthfah yang berada dalam rahim itu), maka terjadi proses dimana hasil pembuahan itu menghasilkan zat baru, yang kemudian terbelah menjadi dua, kemudian empat, kemudian delapan, demikian seterusnya berkelipatan dua, dalam proses itu, ia bergerak menuju dinding rahim dan akhirnya bergantung atau berdempet disana. Nah inilah yang dinamakan alaqoh dalam Al-Qur’an. hingga tidak terhitung jumlahnya sambil bergerak ke kantong kehamilan dan melekat berdempet serta masuk ke dinding rahim. Dan bisa saja عَلَقْ dipahami sebagai ayat yang berbicara tentang sifat manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tetapi bergantung kepada selainnya.[19]

3.    Fase Mudghah
Kata مضغه terambil dari kata مضغ yang berarti mengunyah. Mudghah adalah sesuatu yang kadarnya kecil sehingga dapat dikunyah.[20] Hal ini juga senada dengan pendapat Al-Maraghi, bahwa mudghah adalah sepotong daging yang besarnya kira-kira sebesar kunyahan.[21]
Adapun pengertian yang lebih lengkap, Mudghah adalah sepotong daging tempat pembentukan janin. Fase ini dimulai kira-kira minggu keempat. Pada dua puluh hari masa pembuahan, terlihat permulaan munculnya anggota tubuh terpenting. Oleh karena itu, ilmu kedokteran menyatakan bahwa minggu ini adalah awal pembentukan anggota-anggota tubuh.[22]
Selain itu Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa ada Mudghah mukhallaqah dan ghoiru mukhallaqah artinya kejadian potongan daging itu ada yang sempurna kejadiannya tidak ada kekurangan maupun kecacatan pada awal permulaannya dan juga tidak cacat ada pula yang tidak sempurna kejadiannya dalam artian terdapat kecacatan.[23]



4.    Fase Tulang dan Daging
Setelah fase mudghoh, fase selanjutnya yaitu fase tulang belulang dan daging. Dalam hadits shahih dari Abu Zinad, dari A'raj, dari Abu Hurairah Ra, dia bercerita, Rasulullah SAW bersabda :
كل جسد ابن آدم يبلى إلا عَجْبُ الذَّنَب، منه خلق ومنه يركب
Artinya : "Setiap tubuh anak Adam akan binasa dimakan tanah, kecuali tulang ekornya, darinya(lah) dia diciptakan dan padanya disusun."[24]
Dari hadits diatas bahwa Allah menciptakan manusia melalui beberapa fase, diantaranya fase tulang-belulang.
Menurut Ibnu Katsir, bahwa setelah proses pembentukan mudghoh, Allah membentuk dan merancangnya yakni Allah membentuk menjadi bentuk yang memiliki kepala, dua tangan, dua kaki dengan tulang, syaraf dan urat-uratnya. “Lalu Kami Bungkus Tulang Itu Dengan Daging” yakni kami jadikan daging itu sebagai pembungkus penguat dan pengokoh tulang.[25] Kemudian Al-Maraghi menafsirkan فخلقنا المضغة عظاما artinya menjadikannya angota-angota badan yang seimbang. Kemudian kami jadikan daging itu sebagai pembungkusnya setelah tulang itu sebagai pembungkusnya. Maka jadilah pembungkusnya itu menutupi seluruh tubuh.[26]
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa perubahan pada mudghah dapat terjadi secara keseluruhan atau sebagiannya. Berdasarkan temuan ilmu kedokteran, perubahan tersebut hanya terjadi pada sebagian mudghah karena sebagian mudghah itulah yang berubah menjadii tulang belulang (sumber susunan tulang, otot, dan kulit adalah satu lapisan pada jaringan, yaitu lapisan tengah).[27]


5.    Fase Penciptaan Makhluk yang berbentuk lain
Firman-Nya ثم أنشأناه خلقا أخر  kholqan akhara / makhluk lain mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang dianugrahkan kepada makhluk yang dibicarakan ini yang menjadikan ia berbeda dengan makhluk-makhluk lain. Gorila atau orang utan, memiliki organ yang sama dengan manusia. Tetapi ia berbeda dengan manusia, karena Allah telah menganugerahkan makhluk ini ruh ciptaan-Nya yang tidak Dia anugerahkan kepada siapapun kendati kepada malaikat.   Orang utan atau apapun akan berhenti evolusinya pada kebinatangan, tetapi makhluk manusia memiliki potensi yang sangat besar sehingga ia dapat mencapai kesempurnaan makhluk.[28]
Dalam Tafsir jalalain ayat tersebut dimaknai dengan setelah melalui fase-fase sebelumnya, maka pada fase ini terjadi peniupan ruh ke dalamnya agar menjadi hidup stelah sebelumnya belum bernyawa.[29] Dan seperti perkataan Ibnu Abbas dan Ad-Dhahak dalam Tafsir showi : bahwa خلقا أخر adalah keluarnya bayi ke dunia.[30]
Di dalam fase ini Allah meniupkan ruh sebagaimana dalam sebuah Hadits Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Abdullah, Ibnu Mas'ud Ra tentang permulaan peniupan ruh ke dalamnya ditetapkan berbagai proses dan keadaan:
إن أحدكم ليُجمع خَلقُه في بطن أمه أربعين يومًا، ثم يكون علقة مثل ذلك، ثم يكون مضغة مثل ذلك، ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح، ويؤمر بأربع كلمات: رزقه، وأجله، وعمله، وهل هو شقي أو سعيد، فوالذي لا إله غيره، إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع، فيسبق عليه الكتاب، فيختم له بعمل أهل النار فيدخلها، وإن الرجل ليعمل بعمل أهل النار، حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع، فيسبق عليه الكتاب، فيختم له بعمل أهل الجنة فيدخلها[31]
Artinya : "Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya didalam perut (rahim) ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), lau menjadi gumpalan seperti sekerat daging, selama itu juga, kemudian diutuslah kepadanya Malaikat, maka ia (Malaikat) meniupkan ruh padanya dan malaikat itu diperintahkan untuk (menulis) empat perkara ; rizkinya, ajal (umur)nya, amal perbuatannya, dan (apakah dia) sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada Ilah (yang haq) selain Dia, sesungguhnya salah seorang diantara kalian akan mengerjakan amalan penghuni surga sehingga (Jarak) antara dirinya dengan Surga hanya satu hasta saja, namun dia didahului oleh ketetapan(takdir) Allah sehingga dia mengerjakan perbuatan penghuni Neraka, hingga akhirnya dia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantara kalian akan mengerjakan perbuatan penghuni Neraka sehingga (jarak) antara dirinya dengan neraka tinggal satu hasta saja, namun ketetapan(takdir) Allah mendahuluinya sehingga dia mengerjakan amala perbuatan penghuni surga, hingga akhirnya dia masuk surga." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

6.    Masa Kanak-kanak
ثم نخرجكم طفلا ditafsiri oleh Al-Maraghi sebagai tahap dimana dikeluarkan dari rahim ibu kalian tatkala sampai masa yang telah ditentukan untuk kelahirannya yaitu bayi yang kecil yang masih dalam buaian.[32] Adapun dalam Tafsir jalalain kalimat tersebut dimaknai sebagai keadaan yang lemah baik badannya, pendengarannya, penglihatan, panca indra, amarah, dan akalnya.[33]
Kata طفل  thifl yakni anak kecil / bayi berbentuk tunggal. Walaupun redaksi ayat di atas ditunjukkan kepada jamak, namun karena ayat ini menggambarkan keadaan setiap yang lahir, maka kata tersebut dipahami dalam arti masing-masing kamu yang lahir dalam bentuk anak kecil / bayi. Penggunaan bentuk tunggal ini juga mengisyaratkan bahwa ketika lahir semua thifl yang dalam hal ini berarti bayi dalam keadaan sama, mereka semua suci, mengandalkan orang lain, belum memiliki birahi, dan keinginan yang berbeda-beda.[34]
7.    Masa Dewasa
ثم لتبلغو أشدكمdalam hal ini Al-Maraghi menjelaskan bahwa dimana tahap manusia dipanjangkan usianya dan dimudahkan dalam pendidikannya sehingga sampailah pada kesempurnaan akal dan puncaknya kekuatan (masa terkuat).[35] Hal ini juga senada dengan yang dijelaskan oleh Ibnu katsir, yaitu kesempurnaan kekuatan yang semakin bertambah dan mencapai permulaan usia muda serta bagusnya penglihatan.[36]
Masa dewasa adalah masa saat seseorang sedang dalam puncak kekuatannya. Dengan mulainya masa dewasa ini, pembebanan syari’atpun dimulai. Oleh karena itu, ayat Al-Qur’an dalam Surat Al-Hajj menyebutkan tentang kematian sebelum dan sesudah saat itu. Ayat itu juga menyebutkan kata nukhrijukum (Kami keluarkan kamu) dan kata nuqirru (Kami tetapkan) tanpa huruf lam (yang berarti “agar”), sedangkan kata litablughu (agar kamu sampai) tertulis dengan “lam”. Ini menunjukkan bahwa tujuan dari penciptaan adalah agar kalian sampai pada umur dewasa sehingga kalian dibebani dengan syari’at dan diuji.[37]

8.    Masa Tua
أرذل terambil dari kata رذل  artinya sesuatu yang hina atau nilainya rendah. Yang dimaksud disini adalah usia yang sangat tua yang menjadikan seseorang tidak memiliki lagi produktifitas karena daya fisik dan ingatannya telah sangat berkurang.[38]
ومنكم من يرد إلى أرذل الأمر  kemudian ayat tersebut juga ditafsiri Jalalain dengan keadaan yang hina dan lemah serta takut.[39] Lebih lanjut ayat tersebut dijelaskan dalam Tafsir showi bahwa أرذل الأمر itu lima puluh sampai tujuh puluh tahun, ada juga yang mengatakan delapan puluh tahun dan ada juga yang mengatakan sembilan puluh tahun.[40]
Lebih lanjut, keterangan dalam Tafsir Al-Maraghi menyebutkan bahwa Tafsiran dari ayat ومنكم من يتوفى ومنكم من يرد إلى أرذل الأمر  adalah ada sebagian kalian yang diwafatkan sampai pada masa kesempurnaan kekuatannya dan akalnya, ada juga yang masih hidup sampai pada masa yang sangat lemah dan pikun. Maka jadilah ia seperti masa awal kanak-kanaknya, sangat lemah baik akal maupun pemahaman.[41]



BAB IV
RELEVANSI TERHADAP PENDIDIKAN
v  Pendidikan Harus Mempunyai Tahapan-tahapan.
Hal ini dapat disimpulkan dari proses kejadian manusia yang bertahap-tahap. Hal ini dapat dijadikan rujukan bagi kita, baik sebagai pendidik maupun peserta didik agar senantiasa belajar dengan tahap-tahap dari tingkat rendah ke yang lebih tinggi, dari mudah kemudian yang sukar, dan lain sebagainya. Allah saja yang mampu manjadikannya sekaligus tidak melakukan demikian, apalagi kita sebagai manusia biasa yang ilmunya dibandigkan dengan Allah adalah setetes tinta yang dicelupkan ke dalam samudra yang luas.

v  Manusia Dilarang Berlaku Sombong
Banyak pelajaran yang dapat ditarik dari air yang merupakan asal kejadian manusia itu, antara lain adalah kelemahan manusia. Seakan-akan ayat ini menyatakan kepada manusia.
Hai manusia, engkau lemah tidak memiliki kekuasaan. Air yang terdapat pada dirimu sendiri engkau tidak mampu menahan pancarannya, itulah kejadianmu
Sayyidina Ali berkata:Hai manusia mengapa engkau angkuh? Engkau diciptakan dari air yang hina, engkau berjalan membawa kotoran dalam perutmu, dan badanmu kelak jika engkau mati akan menjadi bangkai yang menjijikkan”.[42]
v  Manusia adalah makhluk pertama yang disebut dalam Al-Qur’an
Dalam memperkenalkan perbuatan-perbuatannya, penciptaan merupakan hal pertama yang dipertegas karena ia merupakan persyaratan bagi terlaksana perbuatan-perbuatan lain. Dalam hal ini adalah penciptaan manusia.
Manusia adalah makhluk pertama yang disebut Allah dalam Al-Qur’an melalui wahyu pertama. Bukan saja karena ia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya atau karena segala sesuatu dalam alam raya ini diciptakan dan ditundukkan Allah demi kepentingan manusia, tetapi juga karena kitab suci Al-Qur’an ditunjukkan kepada manusia guna menjadi pelita hidupnya.[43]


DAFTAR PUSTAKA

M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: LenteraHati, 2002.
Abi Abdullah Muhammad bin Ahmad Al-Anshori Al-Qurtubi, Tafsir Al-Qurtubi, Darus Sya’ab
Imam Abi FidaIsmail Ibnu Katsir, 140 H, Tafsir Ibnu Katsir, Makkah, al-Maktabah Al-Tijariyah,1986.
A. Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Dar Al-Fikri, Beirut, 2001.
Imam Jalaluddin As-Syuyuti & Jalaluddin Al-Mahali, Tafsir Jalalain, Semarang, Toha Putra.
Ahmad Showi Al-Maliky, Tafsir Showi, Toha Putra, Semarang.
Al-Bukhari, Al-Jami'u Ash-Shahih, Mesir 1348
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih Sunan At Tirmidzi.
M. Quraisy Syihab, Wawasan Al-Qur’an, Bandung. Penerbit Mitra. 1996.
Muhammad Izzuddin Taufiq, Al-Qur’an dan Embriologi Dalil Anfus dan Ayat Penciptaan (ayat-ayat tentang penciptaan manusia), Tiga Serangkai, Solo, 2006.
Muhamad Ali Albar, Penciptaan Manusia, Mitra Pustaka, Yogyakarta : 2001



[1]هو الذي خلقكم من طين أي بخلق أبيكم أدم منه ( التفسير جلالين جز ١ صحيفه ١١٢ )
[2]( ولقد خلقن اللإنسان من سلالة من طين) يقول تعالى مخبرا عن إبتداء خلق الإنسان من سلالة من طين وهو أدم عليه السلام خلق الله من صلصال من حماء مسنون . ( التفسير    إبن كثير صحيفه ٤٥٢ )
[3]والله (ولقد خلقنا الإنسان) آدم (من سلالة) هي من سللت الشيء من الشيء أي استخرجته منه وهو خلاصته (من طين) متعلق بسلالة( التفسير جلالين جز 2 صحيفه 44 )
[4] الصحيح سنن الترمذي 3/2355
[5]M. Quraisy Shihab, Tafsi Al Misbah, Pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002. Vol. 9 hal. 166
[6]Muhammad Izzuddin Taufiq, Al-Qur’an dan Embriologi Dalil Anfus dan Ayat Penciptaan (ayat-ayat tentang penciptaan manusia), Tiga Serangkai, Solo, 2006. Hal. 21
[7](فَاِنَّ خَلَقْنَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ) إذ خلق الإنسان من المني المتولد من الأغذية و الأغذية تنتهي إلي النبات وهو يتولد من الأرض والماء ( التفسير المراغي جز ١٨ صحفه ٨)
[8]Op. Cit, M. Quraisy Syihab, Vol. 9 hal. 12
[9](ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ) أى ثم من مني مكون من الدام المتولد من الغذاء المنتها إلى التراب ( التفسير المراغي جز ١٧ صحفه ٨٨)        
[10](ألم يك نطفة من مني يمنى ) أي أما كان الإنسان نطفة ضعيفة من ماء ماه يمنى يراق من الأصلاب في الأرحام ( التفسير    إبن كثير صحيفه ٤٥٢ )
[11](فجعلناه في قرار مكين) يعنى جمعناه في الرحم وهو قرار الماء من الرجل والمرأة والرحم معد لذلك حافظ من الماء من      أودع فيه من الماء ( التفسيرإبن كثير صحيفه. ٤٥ )
[12]Op. Cit, M. Quraisy Syihab, Vol. 5 hal. 643
[13]Ibid, Vol 15, hal. 201
[14]في قزله تعالى (ثم كان علقه ) أي الإنسان كان علقة بعد النطفه (التفسير الرازي الجز ١٥ صحفه  ٢٣٤ )
[15](ثم من علقه) وهي الدام الجامد (التفسير جلالين جز ١ صحيفه ٢٧٥)
[16])(ثم من علقه) وهي الدام الجامد والعلق الدام العبيط, اي الطري (التفسير القرطبى صحيفه ٤٣98)
[17] (ثم من علقه) أي ثم من دام جامد غليظ ( التفسيرالمراغي جز ١٧ صحفه ٨٨)
[18]أن النطفة إذا وقعت في الرحم . وأراد الله أن يخلق منها بشرا . ثم تمكثت أربعين يوما ثم تصير داما في الرحم . فذلك جمعها . وهو وقت جعلها علقة. (التفسير الصاوي الجز ٤ صحفه ١٨٦ )
[19]Op. Cit, M. Quraisy Syihab, Vol. 9 hal. 167
[20]Ibid. Vol. 9 hal. 167
[21]( فخلقنا العلقة مضغه ) أى قطعط لحم بمقدار ما يمضح    ( التفسير المراغي جز ١٧ صحفه ٨٨ )
[22]Op.Cit, Muhammad Izzuddin Taufiq, hal. 70
[23] (ثم من مضغة ( مخلقة) مصورة تامة الخلق ( وغير مخلقة) أى غير تامة الخلق  (التفسير جلالين  صحيفه ٢٧٤) و (ثم من مضغة مخلقة وغير مخلقة) أى ثم من قطعة المسومة . لا نقصص فيها ولاعيب في إبتداء خلقها . ومضغة غير مسومة . فيها عيب . ( التفسير المراغي جز ١٧ صحفه ٨٨ )
[24]الصحيح البخاري 4935
[25]فخلقنا المضغة عظاما ) يعنى شكلناها ذات رأس ويدين و رجلين بعظاممها وعصها وعروقها . (التفسير جلالين  صحيفه . ٢٩)
[26]فخلقنا المضغة عظاما) أى فصيرناها كذلك . وميزانا بين أجزئها (فكسون العظام لحما) أى فجعلنا اللحم كسوة لها . من قبل أنه يستر العظام فأشابه بالكسوة الساترة للجسم ( التفسير المراغي جز ١٨ صحفه ٩ )  
[27]Op.Cit, Muhammad Izzuddin Taufiq, hal. 69
[28]Op. Cit, M. Quraisy Syihab, Vol. 9hal. 167
[29](ثم أنشأناه خلقا أخر ) بنفخ الروح فيه . أى جعله حيا حساسا بعد أن كان جماد (التفسير جلالين جز ١ صحيفه ٢٩١)
[30]هذا قول إبن عباس والشعيب والضحاق . وقيل الخلق الأخر هو خروجه إلى الدنيا . (التفسير الصاوي الجز ٤ صحفه ٢٢٦ ) 
[31] الصحيح البخاري 3208
[32]( ثم نخرجكم طفلا ) أي ثم نخرجكم من أرحام أمهاتكم إذا بلغتم الأجل الذي قدّرته لخروجكم منها أطفالا صغارا في المهد   ( التفسير المراغي جز ١٧ صحفه ٨٩ )  
[33]( ثم نخرجكم طفلا ) أي ضعيف في بدنه وسمعه وبصره وحواسه و بطشه و علقه . ( التفسير إبن كثير صحيفه ٢.٦)        
[34]Ibid, M. Quraisy Syihab,  Vol. 9 hal. 167
[35](ثم لتبلغو أشدكم)أى ثم يعمركم ويسهل تربيتكم حتى تبلغوا كمال عقولكم.ونهاية قواكم(التفسير المراغي جز ١٧ صحفه٨٩)
[36](ثم لتبلغو أشدكم ) أى يتكمل القوي ويتزايد ويصل إلى عنفوان الشباب وحسن المنظر. ( التفسير إبن كثير صحيفه ٢.٦)     
[37]Op.Cit, Muhammad Izzuddin Taufiq, hal. 104
[38]Op. Cit, M. Quraisy Syihab, Vol. 9, hal. 14
[39] (ومنكم من يرد إلى أرذل الأمر ) أخسه من الهرام والخوف من الهرم والخوف (التفسير جلالين جز ١ صحيفه ٢٩٢)        
[40](إلى أرذل الأمر) قيل هو خمس زسبعون سنه . وقيل ثمانون . وقيل تسعون . (التفسير الصاوي الجز ٤ صحفه ١٨٦ )       
[41] (ومنكم من يتوفى ومنكم من يرد إلى أرذل الأمر) أى ومنكم من يتوفى على كمال قوته وكمال عقله . ومنكم من يبقى حتى يبلغ الهرام والخرف فيصير كما كان في أول طفولته ضعيف البنيه سخيف العقل قليل الفهم . (التفسير المراغي جز ١٧     صحفه٨٩)
[42]Op. Cit, M. Quraisy Syihab, Vol 15, hal. 200
[43]Ibid, vol 15. hal.20

Comments

Popular posts from this blog

EFEKTIVITAS METODE EKSPLORASI MASALAH MATEMATIS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

  Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran eksplorasi masalah matematis (EMM) lebih efektif daripada metode pembelajaran demonstrasi dalam pengajaran matematika khususnya bentuk soal cerita pada siswa kelas IV di SD IT Al Anwar Mayong Jepara tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan (Field Research) dengan pendekatan kuantitatif, desain penelitian eksperimen murni (true experimental). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD IT Al Anwar Mayong Jepara berjumlah 67 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan sampelnya adalah Probability sampling dengan jenis rondom sampling. Selanjutnya dengan taraf kesalahan pengambilan sempel 1% didapatkan 63 sampel. Dimana, hasilnya kelas IV Ar rohim dengan jumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen. Sedangkan untuk kelas kontrol adalah kelas Ar rahman sebanyak 31 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes, wawancara dan dokumentasi. Setelah dilakuk

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA

  Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Model pembelajaran student facilitator and explaining pada mat a pelajaran pendidikan agama Islam materi mernahami tatacara sholat jumat di SMP Negeri 5 Blora. 2) Peningkatan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam materi memahami tatacara sho1at jumat di SMP Negeri 5 Blora. 3) Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining untuk Meningkatkan Kemampuan Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Memahami Tatacara Sholat Jum'at di SMP Negeri 5 Blora Metode penelitian yang digunakan dalam peneIitian ini adalah yaitu metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melalui wawancara terhadap instansi yang terkait yaitu srvw Negeri 5 Blora, mengenai implementasi model pembelajaran student facilitator and explaining untuk meningkatkan kemampu.an psikomotorik siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam materi memahami tatacara sholat j

Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Abstract Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pendekatan Realistic Mathematics Education dan kemampuan berfikir kritis (2) Untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis (3) Untuk mengetahui pengaruh pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik kelas V. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan sesuai jenis penelitian, maka ini adalah penelitian korelasi. Disini peneliti mengambil lokasi di MI NU Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode angket dan tes. Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis deskriptif dan uji hipotesis asosiatif. Hasil penelitian yang didapatkan di antaranya yaitu (1) Pendekatan Realistic Mathematics Education sangat efektif karena hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi pendekatan Realistic Mathematics Education lebih besar dari nilai taraf signifikansi yang